Beranda Kesehatan Ini Aturan Baru Operasional Sektor Esensial dan Kritikal Saat PPKM Darurat Provinsi...

Ini Aturan Baru Operasional Sektor Esensial dan Kritikal Saat PPKM Darurat Provinsi Banten

Gubernur Banten Wahidin Halim saat telekonferensi Rapat Koordinasi Implementasi PPKM Darurat Di DKI Jakarta, Provinsi Banten, dan Provinsi Jawa Barat dari Ruang Rapat Rumah Dinas Gubernur Banten. (Foto-Istimewa)

SERANG – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) melakukan perubahan terhadap sektor esensial dan sektor kritikal yang boleh operasional selama Pemberlakuam Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Hal itu tertuang dalam Instruksi Gubernur Nomor 19 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Instruksi Gubernur Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 Di Wilayah Provinsi Banten, tanggal 9 Juli 2021.

Perubahan dilakukan terhadap Instruksi Gubernur Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 di wilayah Provinsi Banten sebagaimana telah diubah dengan Instruksi Gubernur Nomor 16 Tahun 2021, khususnya pada diktum ketiga huruf c angka 1) dan angka 3) serta huruf f.

Perubahan pada diktum ketiga menjadi pertama, huruf c angka 1) dan angka 3) sehingga menjadi pelaksanaan kegiatan pada sektor esensial seperti keuangan dan perbankan hanya meliputi asuransi, bank, pegadaian, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan yang berorientasi pada pelayanan fisik dengan pelanggan dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% persen staf untuk lokasi yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat, serta 25% persen untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional.

Sementara untuk pasar modal yang berorientasi pada pelayanan dengan pelanggan dan berjalannya operasional pasar modal secara baik; Teknologi informasi dan komunikasi meliputi operator seluler, data center, internet, pos, media terkait dengan penyebaran informasi kepada masyarakat; serta perhotelan non penanganan karantina, dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% persen staf.

Sedangkan untuk industri orientasi ekspor dimana pihak perusahaan harus menunjukkan bukti contoh dokumen Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB) selama 12 bulan terakhir atau dokumen lain yang menunjukkan rencana ekspor dan wajib memiliki Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI), dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50%
persen staf hanya di fasilitas
produksi/pabrik, serta 10% persen untuk pelayanan administrasi.

Untuk sektor kritikal seperti: kesehatan dan keamanan serta ketertiban masyarakat, dapat beroperasi 100% persen staf tanpa ada pengecualian.

Untuk penanganan bencana; energi; logistik, transportasi dan distribusi terutama untuk kebutuhan pokok masyarakat; makanan dan minuman serta penunjangnya, termasuk untuk ternak/hewan peliharaan; pupuk dan petrokimia; semen dan bahan bangunan; obyek vital nasional; proyek strategis nasional; konstruksi (infrastruktur publik); utilitas dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah), dapat
beroperasi 100% persen maksimal staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat. Untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional, diberlakukan maksimal 25% persen staf.

Sehingga pelaksanaan kegiatan
konstruksi untuk infrastruktur publik (tempat konstruksi dan lokasi proyek) beroperasi 100% persen dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat.

Instruksi Gubernur ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari: Instruksi Gubernur Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Provinsi Banten; dan Instruksi Gubernur Nomor 16 Tahun 2021 tentang Perubahan Instruksi Gubernur Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Provinsi Banten.

Instruksi Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal 9 Juli 2021 sampai dengan tanggal 20 Juli 2021. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News