Beranda Cinta Ingat Ya, Jadi Istri yang Baik itu Tak Cukup Hanya Modal Cantik

Ingat Ya, Jadi Istri yang Baik itu Tak Cukup Hanya Modal Cantik

Ilustrasi - Foto istimewa IDN Times

Punya makna ganda, setiap orang pasti punya pendapat yang berbeda untuk mendefinisikan kata cantik. Banyak dijadikan sebagai acuan, beberapa perempuan terlalu fokus untuk menjadi cantik tanpa memahami bagaimana arti cantik sesuai dengan dirinya. Apalagi untuk kamu yang saat ini sedang bersiap untuk menikah.

Yap, perkara menjadi seorang istri sehabis menikah memang bukanlah sesuatu yang mudah. Setiap perempuan akan dihadapkan dengan babak baru dengan berbagai macam lika-liku. Pada titik inilah, kamu mungkin akan paham bahwa untuk menjadi istri yang baik tak cukup hanya modal cantik.

Lagipula selalu ada pertimbangan bagi seorang laki-laki yang akan mempersuntingmu jadi istrinya. Dan ‘cantik’ bukanlah jadi alasan yang pertama, sebaliknya ada hal-hal lain yang perlu kamu kuasai untuk menjadi seorang istri yang (baik) dimata sang suami.

Selepas Jadi Istri, Dirimu Juga Akan Menjadi Seorang Ibu, Sudahkah Kamu Siap Untuk Itu?

Selepas menikah, jika memang sudah berencana untuk memiliki momongan. Masa transisi untuk menjadi seorang ibu, juga akan dipenuhi dengan berbagai macam drama kehidupan berumah tangga. Maka penting untuk kamu bisa belajar mempersiapkan diri dari sekarang.

Cobalah untuk mengulik ilmu-ilmu dasar menjadi seorang perempuan yang akan memiliki bayi kecil. Bagaimana kamu akan membawanya selama 9 bulan, melahirkan, merawat dan membesarkan dan memastikan semua kebutuhannya terpenuhi dengan benar. Sudahkah kamu bersiap untuk itu semuanya?

Mandiri dan Tidak Manja, Juga Jadi Modal Baik untuk Mendidik Anakmu Nantinya

Walaupun laki-laki dan perempuan tercipta dengan porsi tenaga yang berbeda. Kamu tak boleh hanya berpangku tangan saja, menunggu bala bantuan dari pasangan. Beberapa perkara perlu dikerjakan seorang diri dan mampu mencari jalan keluar untuk semua masalah yang dihadapi.

Ketika kamu berhasil menjadi sosok seorang istri dan ibu yang mendiri, setidaknya kamu sudah punya acuan untuk mendidiknya seperti kemampuan yang kamu miliki. Tak spesifik untuk diturunkan kepada anak yang berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, karena setiap anak perlu dididik untuk menjadi mandiri dalam kehidupan.

Lihai Dalam Menguasai Pekerjaan Rumah dan Berbagi Tugas Bersama

Jangan salah kaprah, memintamu untuk menguasai pekerjaan rumah, bukan berarti ingin menjadikanmu sebagai sosok yang paling banyak bekerja. Coba pahami pelan-pelan, karena sebenarnya ini akan jadi kerjasama yang baik dengan pasangan. Mampu mengerjakan pekerjaan rumah dengan benar dan selalu membuka diri untuk terus belajar.

Akan berada di dalam rumah lebih sering daripada si suami, ada beragam hal yang akan kamu hadapi tanpanya. Untuk itu, penting mempersiapkan diri dalam menerima kemungkinan lain yang bisa terjadi. Bukan tentang hal-hal berat yang mungkin tak bisa kamu kerjakan, tapi lebih ke kemampuan dasar pekerjaan rumah yang biasa seorang istri lakukan.

Bijak dalam Mengatur Ekonomi, Semua yang Dibeli Harus Selalu Diperhitungkan dengan Teliti

Setiap perempuannya, umumnya akan jadi pemegang keuangan dalam keluarga. Kamu akan bertugas untuk mengatur semuanya yang diperlukan. Mulai dari kebutuhan pangan, sandang dan perintilan lain yang diperlukan. Tak boleh diputuskan dengan asal-asalan, ketelitian dalam mempertimbangkan sesuatu dengan matang amat perlu untuk berbagai macam kebutuhan.

Kamu harus bisa mempertimbangkan, segala biaya yang akan dikeluarkan. Pentingkan kursi baru yang rencananya akan kamu beli bulan depan. Sampai penentuan berapa batas biaya yang akan dikeluarkan untuk liburan keluarga setiap tahunnya.

Ya, semua ada perhitungannya. Dan istri yang baik, pasti tahu bagaimana mengaplikasikan perhitungan ini ke dalam kehidupan sehari-hari.

Serta Mampu Mengatur Emosi dalam Berbagai Macam Persoalan di Kehidupan Sehari-hari

Kehidupan rumah tangga, menjadi seorang istri dan ibu, jelas tak hanya tentang sesuatu yang bahagia. Ada kalanya kamu akan bertengkar dengan suami, lelah karena kenakalan anakmu, atau frustasi atas kesulitan lain dalam menjalankan peranmu. Ini memang berat, tapi bukan berarti kamu tak bisa kuat.

Itulah mengapa, penting sekali untuk bisa mengotrol diri dengan baik. Mengatur kapan harus marah dan kapan harus meredam semuanya. Diam tak selalu jadi pertanda jika kita kalah, tapi juga membuktikan seberapa besar kita bisa menang atas ego diri sendiri. Dengan catatan, si suami pun melakukan hal yang sama seperti yang kau yakini.

Setidaknya, kini kamu punya gambaran. Bagaimana menjadi istri yang baik dan benar. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini