Beranda Peristiwa Imbas Kenaikan Harga BBM, Tarif Listrik Hingga Kapal di Pulau Tunda Naik

Imbas Kenaikan Harga BBM, Tarif Listrik Hingga Kapal di Pulau Tunda Naik

Dermaga Pulau Tunda sebagai akses masuk ke Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Foto: Nindia/BantenNews.co.id

KAB. SERANG – Imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat dirasakan oleh masyarakat Pulau Tunda. Pasalnya untuk menggunakan listrik sehari-hari, mereka hanya mengandalkan mesin diesel yang membutuhkan solar.

Pasokan listrik untuk warga di Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa,
Kabupaten Serang, Provinsi Banten itupun terbatas. Untuk menghemat pemakaian solar, mesin diesel hanya menyala di waktu tertentu yakni pukul 18.00 hingga 06.00 WIB.

Kepala Desa Wargasara, Hasyim mengatakan masyarakat Pulau Tunda sangat merasakan dampak kenaikan BBM sebab mau tidak mau mereka harus menerima kenaikan tarif listrik per malam. Sebelum kenaikan BBM terjadi, tarif listrik untuk per malamnya dimulai dari Rp4.000, setelah kenaikan tarif listrik menjadi Rp5.500.

“Kenaikan itu juga musyawarah dulu dengan warga karena listrik kebutuhan vital dan akhirnya masyarakat mengerti. Mau enggak mau ya naik,” ujar Hasyim ketika dihubungi BantenNews.co.id pada Kamis (15/9/2022).

Sebelumnya, para warga bisa menikmati energi listrik yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Namun, itu tidak bertahan lama dikarenakan kerusakan dan saat ini penduduk hanya mampu menikmati listrik dari pembangkit listrik diesel yang dikelola oleh Badan usaha milik desa (BUMDes).

Terkait permintaan listrik permanen di Pulau Tunda, Hasyim menyebutkan pihaknya sudah sering menyampaikannya baik kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang hingga ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten. Namun, saat ini dirinya bersama masyarakat hanya bisa menunggu listrik permanen segera terealisasi.

“Sudah (diajukan), mudah-mudahan tahun 2023 akan dimulai. Tinggal nunggu aja waktunya,” imbuh Hasyim.

Tak hanya tarif listrik di pulau tersebut yang naik, namun tarif kapal yang menjadi satu-satunya angkutan di wilayah itu juga terpaksa naik.

“Kalau tarif kapal berpengaruh karena dinaikkan yang awalnya Rp20 ribu jadi Rp25ribu. Jadi bebannya ke masyarakat. Kalau emang kebutuhan ya kebutuhan apalagi transportasi juga enggak ada lagi,” kata Hasyim.

(Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini