Beranda Pemerintahan Hari Air Dunia ke-29, Menko PMK Muhadjir: Air Minum Layak Mencegah Stunting

Hari Air Dunia ke-29, Menko PMK Muhadjir: Air Minum Layak Mencegah Stunting

Menko PMK, Wakil Menteri PUPR, Wakil Gubernur Provinsi Banten, Bupati Serang melakukan pelepasan bibit ikan di Bendungan Sindangheula, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Senin (22/3/2021).

KAB. SERANG – Dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia Ke-29 tahun 2021, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) RI mengadakan penanaman pohon serentak dari Aceh hingga Papua. Acara tersebut juga digelar di Bendungan Sindangheula yang baru saja diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 4 Maret lalu.

Penanaman pohon yang dilakukan secara serentak dari Sabang hingga Merauke menggunakan dua jenis pohon yaitu pohon yang bisa untuk memperkuat infrastruktur dan pohon yang mempunyai nilai ekonomi untuk masyarakat di sekitar seperti matoa, jambu, pete, jengkol, dan masih banyak lagi.

Acara Hari Air Sedunia Ke-29 dengan tema “Mengelola Air, Menjaga Kehidupan” yang diadakan di Bendungan Sindangheula, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang tidak hanya ditandai dengan penanaman pohon namun juga dengan pelepasan bibit ikan.

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy, Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo, Wakil Gubernur Andika Hazrumy, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, Staff Ahli Menteri PUPR Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Sudirman, jajaran Sekjen Kementerian PUPR, dan para unsur Forkopimda Kabupaten Serang.

Menko PMK, Muhadjir Effendy dalam pembukaannya mengatakan akses terhadap air minum menjadi prioritas nasional dan sangat erat kaitannya dengan pembangunan-pembangunan khususnya di bidang kesehatan yakni stunting.

“Problem keberadaan air menjadi salah satu penyebab angka stunting meningkat. Satu dari tiga rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih, satu dari lima rumah tangga masih buang air besar di ruang terbuka dan perilaku cuci tangan yang benar masih rendah,” ujarnya pada Senin (22/3/2021).

Selanjutnya, Muhadjir menuturkan masih banyak daerah-daerah yang memiliki angka stunting di atas 40%.

“Jadi saya betul-betul menyakini bahwa hubungan antara sanitasi lingkungan keberadaan air sangat erat terkait dengan pembangunan-pembangunan khususnya di bidang kesehatan dan terutama berkaitan dengan upaya kita untuk perang melawan stunting. Menghentikan pertumbuhan angka stunting di Indonesia,” sambungnya.

Dikatakan Muhadjir, pada tahun 2020 sebanyak 90,21 persen rumah tangga memiliki akses air minum layak dan 20,69 persen rumah tangga memiliki air minum perpipaan.

“Sedangkan tahun 2024, Indonesia harus mencapai 100 persen akses air minum layak dan 15 persen akses air minum aman, 30 persen akses air minum perpipaan, dan 10 juta sambungan air di rumah-rumah tangga,” tuturnya.

Menurut Muhadjir, intervensi yang kuat seperti penyediaan air minum dan sanitasi layak serta perubahan perilaku dapat berintegrasi sebesar 70 persen terhadap pencegahan stunting.

Upaya percepatan dalam penyediaan air minum dan sanitasi yang aman terus dilakukan dengan mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014. Kebijakan yang dilakukan adalah 1) Peningkatan tata kelola kelembagaan untuk penyediaan air minum layak dan aman, 2) Peningkatan kapasitas penyelenggara air minum, 3) Pengembangan dan pengelolaan sistem penyediaan air minum, 4) Perubahan perilaku masyarakat berupa upaya integrasi sumber daya air. (Tra/Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini