Beranda Nasional Harga Kedelai Terus Melonjak, Perajin Tahu Tempe di Banten Kelabakan

Harga Kedelai Terus Melonjak, Perajin Tahu Tempe di Banten Kelabakan

Perajin tahu tempe di Desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang. (Nindi/bantennews)

KAB. SERANG – Harga kedelai di Provinsi Banten yang kian melonjak membuat para perajin tahu tempe kelabakan.

Pasalnya para perajin merasa keberatan jika menaikkan harga produk namun bertahan dengan menjual harga yang sama di saat harga kedelai terus naik pun akan merugi.

Saat ini harga kedelai di Provinsi Banten sudah mencapai di angka Rp12 ribu sampai Rp12.250 per kilogramnya, yang sebelumnya harga tersebut berada di Rp11 ribu per kilogram.

“Iya sudah naik sejak tanggal 4 Maret lalu, sekarang udah Rp12 ribu. Di Kabupaten Serang sendiri malah sudah naik di angka Rp12.250 per kilogramnya,” ujar Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Provinsi Banten, Redi Kurniadi kepada BantenNews.co.id, Senin (7/3/2022).

Redi menyebutkan kenaikan kedelai diperkirakan dapat mencapai harga Rp14 ribu per kilogramnya dan kenaikan tersebut juga memicu para perajin tahu tempe kebingungan untuk menentukan harga produk yang mereka jual ke para pedagang di pasar.

“Kita juga bingung dengan kenaikan harga kedelai ini, karena para perajin juga rasanya tidak mungkin menaikkan ke Rp50 ribu per papan soalnya saat ini berkisar di Rp40 ribu per papan saja banyak yang mengeluh,” terang Redi.

Untuk menyikapi kenaikan harga kedelai yang semakin membuat resah, pihaknya telah mengajukan surat kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko melalui Moeldoko Center.

“Kita udah berkirim surat dan sudah diterima juga. Untuk pertemuan dengan pak Moeldoko tinggal menunggu kabar lagi,” kata Redi.

Sedangkan Yahya seorang perajin tahu di Desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu berharap pemerintah bisa menstabilkan harga kedelai dikarenakan saat ini tidak hanya kedelai yang naik namun harga kayu bakar serta minyak goreng pun juga tidak stabil.

“Ya saya mah berharapnya pemerintah itu bisa menstabilkan harga kedelai, dibuat berapa gitu per kilogramnya jangan setiap saat naik. Kita kesusahan. Belum lagi harga kayu dan minyak naik, mau naikin harga jual per papan berat juga wong sekarang udah banyak yang mengeluh juga,” kata Yahya.

Dikarenakan kenaikan harga kedelai yang naik, maka para perajin tahu pun mengambil langkah dengan mengubah ukuran tahu. Akan tetapi perubahan ukuran juga menimbulkan keluhan dari pembeli. Seperti yang dialami Nia salah satu pembeli tahu di tukang sayur keliling yang berada di sebuah perumahan di Kecamatan Kramatwatu.

“Ini beli tahu bentuknya kecil tapi harganya masih sama. Ya kita mengerti sih harga kedelai lagi naik ya cuma tahunya jadi kecil begini,” kata Nia.

Faktor kenaikan harga kedelai pada 2022 diduga karena banyaknya kedelai yang gagal panen di Amerika akibat cuaca buruk. Selain itu permintaan tinggi di China juga berpengaruh pada stok kedelai yang diperoleh Indonesia. Imbas stok yang dibatasi, harga kedelai pun melonjak.

(Nin/Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini