Beranda Opini Gerakan Pramuka dan Usaha Membentuk Karakter Anak Muda

Gerakan Pramuka dan Usaha Membentuk Karakter Anak Muda

Anggota Pramuka.

Oleh : Fauzan Dardiri

Gerakan Pramuka masih relevan menjadi salah satu instrumen pendidikan non formal membentuk karakter generasi muda. Di dalamnya, terdapat nilai-nilai moral, kepemimpinan dan cinta tanah air atau nasionalisme.

Penulis menjadi salah satu generasi beruntung, mengalami atau bahkan menjadi bagian dari anggota Pramuka. Mulai dari Sekolah Dasar (SD) Siaga, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Penggalang, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Penegak. Sayangnya, tak menjadi anggota Pandega saat menempuh Strata 1.

Bagi penulis menjadi anggota Pramuka, seperti memiliki privilege dan kebanggaan. Bagaimana tidak? Ke sekolah berseragam lengkap. Mengenakan atribut lengkap, seperti berbaret cokelat, tali kur dan pluit, kacu merah putih dan ring, gesper dan belati.

Pertama kali mengenal Pramuka saat berada di bangku SD. Kaka pembina memberikan pemahaman tentang kepanjangan Pramuka ‘Praja Muda Karana’, Tepuk Pramuka, Tri Satya dan Dasar Dharma wajib dihafal.

Tak hanya itu, mendapatkan penjelaskan makna dari tiap butir Dasa Dharma Pramuka. Dimana, kesepuluh sikap ini menjadi profile anggota dan menjadi tuntutan bagi seluruh tingkatan. Baik siaga, penggalang, penegak dan pandega.

Kemudian, dalam beberapa pertemuan selanjutnya, mulai dikenalkan Peraturan Baris Berbaris, Yel-yel, praktek Sandi Morse, Semaphore hingga pengenalan Ikatan dan Simpul, sambil mempersiapkan pelaksanaan perkemahan.

Menariknya, pada saat mengikuti perkemahan Hari Sabtu Minggu atau Persami. Semuanya sibuk mempersiapkan diri dan tugas Regu. Seperti, mencari bambu dan peralatan selama kegiatan.

Begitu pun pada pelaksanaannya. Banyak menemukan hal baru. Seperti, berbagai macam perlombaan antar regu dan individu. Sampai dua kegiatan selalu memberikan kesan. Yaitu, Api Unggun dan Hiking atau petualangan.

Semua terasa singkat. Kebahagiaan dan kegembiraan begitu terasa cepat. Kegiatan jadi rutin tahunan. Begitu pun saat memasuki, MTs dan SMA. Menemukan banyak hal dan menjadi bekal, dan hingga kini terasa banyak manfaatnya.

Baca Juga :  Mengawal Anggaran Penanganan Corona

Usaha Membentuk Karakter Generasi Muda

Sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Indonesia sesuai Pasal 4 bertujuan membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup.

Gerakan Pramuka memiliki fungsi sebagai wadah mencapai tujuan pendidikan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, pengembangan, pengabdian masyarakat, dan permainan yang berorientasi pada pendidikan.

Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan Karakter menekankan pada penyelarasan antara pengembangan budi pekerti (afektif), pikiran (kognitif) dan jasmani (psikomotorik) anak didik.

Pendidikan bagi Ki Hajar Dewantara, tidak hanya transfer pengetahuan. Tapi, membentuk watak dan kepribadian baik serta kemampuan untuk hidup mandiri dan rasa tanggungjawab.

Begitupun dalam Gerakan Pramuka. Dimana, penanaman nilai-nilai moral (Budi Pekerti) teraktualisasi dalam Tri Satya (peneguhan jiwa atau janji) dan Dasa Dharma Pramuka (aktualisasi sebagai anggota Pramuka).

Kedua, pengembangan pikiran. Tiap anggota diberikan berbagai kegiatan menantang dan menyenangkan melalui berbagai permainan dan belajar memecahkan masalah, serta membuat pengambilan keputusan.

Ketiga, latihan jasmani. Kesehatan menjadi salah satu unsur penting bagi anggota Pramuka, melalui perkemahan, senam sampai dengan melakukan petualangan di alam terbuka.

Proses pengembangan ketiganya dapat diukur melalui pencapaian Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) yang dilakukan oleh Pembina Pramuka pada tiap jenjang.

Praktek Gerakan Pramuka dalam pendidikan Karakter relevan seperti apa menurut Thomas Lickona. Menurutnya, dalam proses pendidikan karakter mengandung tiga unsur pokok. Yakni knowing the good (mengetahui kebaikan), desiring the good (mencintai kebaikan) dan doing the good (melakukan kebaikan).

Dalam perkembangannya, sesuai Permendikbud Nomor 12 Tahun 2024 yang mengatur tentang kurikulum, dimana Pramuka tetap menjadi kegiatan yang disediakan, namun tidak lagi menjadi kewajiban bagi siswa.

Baca Juga :  Kepemimpinan Pancasila Solusi Permasalahan Bangsa

Dimana Pramuka menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang wajib disediakan oleh sekolah, tetapi keikutsertaan siswa bersifat sukarela. Secara tidak langsung, Pramuka menjadi bagian penting dalam membentuk karakter generasi muda.

Gerakan Pramuka sampai saat ini masih dibutuhkan masyarakat. Tentu, bagi siapa pun yang pernah merasakan pendidikan di dalamnya, menaruh harapan agar ke depan Gerakan Pramuka terus berkembang.

Banyak tantangan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Kolaborasi Membangunan Ketahanan Bangsa menjadi tugas bersama sesuai dengan harapan dan Tema Peringatan Hari Pramuka Ke-64 Tahun, 14 Agustus 2025.

Salam Pramuka! (*)

Penulis adalah Anggota Bantara SMA Plus Qothrotul Falah Tahun 2004/Ketua DPD KNPI Kota Serang 2025-2028