CILEGON – Cuaca ekstrem yang melanda perairan Selat Sunda membuat pelayaran di Pelabuhan Merak terganggu. Bahkan satu unit truk nyaris tercebur ke laut saat hendak menaiki kapal di Dermaga 2 Pelabuhan Merak.
Dalam video yang beredar, Rabu (28/12/2022) truk berwarna oranye itu tersangkut di ramp door kapal saat hendak memasuki kapal.
Saat ini truk tersebut sudah ditangani petugas untuk dievakuasi.
Akibat tersangkutnya truk ini juga membuat pelayanan di Dermaga 2 Pelabuhan Merak terganggu.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah VIII Provinsi Banten, Handjar Dwi Antoro mengatakan peristiwa terjadi pada pukul 22.00.
“Jadi, truknya itu bannya pecah kesangkut di ramp door pada saat mau evakuasi patah as, ditarik pakai mobil derek nggak berhasil truk melintang dan akhirnya jatuh,” ujarnya.
Akibat cuaca ekstrem membuat petugas kesulitan mengevakuasi truk pengangkut semen tersebut.
“Ada faktor ombak yang membuat kita kesulitan evakuasi akhirnya kecebur.
Semua stakeholder menyaksikan dan memang tidak ada solusi dan memang truk sudah melintang dan posisi sudah di bawah ramp door,” katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat merilis terkait potensi cuaca ekstrem selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022/2023. Diketahui, sejak tanggal 21 Desember 2022, BMKG telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam sepekan hingga tanggal 1 Januari 2023.
Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati mengatakan, rilis tersebut dikeluarkan karena adanya signifikansi dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem selama periode Nataru 2022/2023. Untuk itu, pihaknya memberikan sejumlah rekomendasi untuk pemerintah pusat dan daerah.
Pertama, memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. Dua, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
“Tiga, masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut,” kata Dwikorita saparti dikutip dari rilis resmi BMKG, Selasa (27/12/2022).
Empat, lanjut Dwikorita, melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang. Lima, menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
Enam, lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi. Dan tujuh, terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui website BMKG https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level kecamatan bisa diakses melalui akun media sosial @infobmkg, aplikasi iOS dan android “Info BMKG”, Call center 196 BMKG atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
(Man/Mir/Red)