Beranda Opini Congklak Alternatif Anak Dikala Pandemi

Congklak Alternatif Anak Dikala Pandemi

Ilustrasi

Oleh : Fenito Farhan Ananta W. Mahasiswa Sastra Indonesia Univeristas Pamulang.

 

Tak terasa penghujung tahun 2020 sudah semakin dekat, setelah hampir setahun ini kita menjalani asa pandemi Covid-19. Dan banyak sekali anak-anak sekolah dasar yang mungkin sudah jenuh merasakan ikut serta nya jaga jarak tak bertemu teman sekelas nya yang membuat rasa rindu didalam hati. Anak-anak kini tengah disibuki oleh penutupan akhir tahun setelah setahun dirumah saja dan belajar jarak jauh melalu media virtual.

Dengan perkembangan teknologi hari demi hari yang pergerakannya sangat dinamis. Di era digital saat ini tak heran banyak Anak usia dini sudah mahir memegang teknologi berbasis Gadget atau telepon pintar. Berbekal adanya jaringan koneksi internet tentu semakin menambah pula fasilitas anak-anak untuk berpetualang di dunia maya. Tak heran banyak pula aplikasi-aplikasi penghibur bermnuculan seperti tiktok,instragram dll. Bahkan banyak pula anak-anak sudah mahir mendemokan pertunjukan-pertunjak yang sering merka lihat di aplikasi tersebut.

Tak hanya itu video game ataupun game-game lainya tak hanya ratusan pengunduh, bahkan ribuan bahkan jutaan orang-orang sudah mengunduh untuk menuang waktu luang mereka demi hobi-hobi mereka. Sangat disayangkan tentunya era digital ini meninggalkan era tradisional yang sudah lama warisan turun temurun sebelum adanya Gadget di publikasikan. Kini anak-anak sangat disayangkan tidak dikenali permainan-permainan tradisional lama yang mungkin dulu kita sering dimainkan bersama teman sebaya.

Pengenalan-pengenalan permainan tradisional kini sudah pupus dimakan zaman. Kini peran orang tua sangat lah penting untuk membatasi anak-anak dalam pengaruh teknologi gadget. Anak-anak perlu diberikan alternatif permainan tradisional karena dinilai positif, menantang, tidak membosankan daripada dibebaskan bermain gadget karena akan menurunkan daya kognisi dan dan kemampuan sosialisasi mereka di era Covid-19.

Adanya pandemi, tentu sangat membatasi ruang gerak anak untuk bermaian bersama teman-teman sebayanya, alternatif bermain selain gadget ialah permaina tradisional, peran seorang Ibu yang mengajarkan permainan tradisional semisal “congklak” Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia.

Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadang kala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil. Konon, permainan congklak dibawa oleh pendatang dari Arab ketika datang berdagang atau berdakwah ke kawasan Asia. Banyak ahli menduga bahwa congklak mungkin sebenarnya papan permainan tertua yang pernah ada.

Permainan congklak dimainkan oleh dua orang. Papan untuk bermain umumnya terbuat dari kayu dan memiliki 16 lubang dengan 7 lubang kecil dan 2 lubang besar sebagai induk lubang. Sebelum permainan dimulai, tiap-tiap lubang kecil diisi dengan 7 buah biji congklak dengan induk lubang yang dikosongkan. Permainan dimulai ketika salah satu pemain mengambil biji congklak yang terdapat pada salah satu dari 7 lubang dibagiannya. Kemudian, ia harus membagikannya ke tiap-tiap lubang. Tidak lupa, pemain harus mengisi induk lubang yang milikinya.

Permainan tradisional congklak yang tergolong sebagai permainan tradisional ternyata memiliki banyak manfaat. Dari permainan itu anak bisa belajar berhitung, melatih kesabaran, ketelitian, dan mengambil keputusan. Permainan tersebut sangat penting untuk perkembangan fisik dan mental.

(***)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini