Beranda Opini Cinta Produk Indonesia Jangan Sekadar Slogan

Cinta Produk Indonesia Jangan Sekadar Slogan

Ilustrasi - foto istimewa pripos.id

Oleh : Lala Latifatul Amaliyah, Mahasiswi Prodi Matematika Universitas Pamulang

Pandemi Covid-19 mampu mengubrak-abrik tatanan kehidupan di dunia bahkan di Indonesia hingga berdampak pada berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Perlu adanya gerakan yang nyata serta langkah yang kongrit untuk memulihkan ekonomi Indonesia, salah satunya dengan membeli produk buatan Indonesia, sebagai wujud cinta sebagai anak bangsa.

Sektor ekonomi merupakan hal yang penting dalam sebuah negara. Namun di tengah pandemi, perekonomian merosot sangat memprihatinkan, sehingga mengharuskan untuk mengambil langkah agar ekonomi di Indonesia bisa bangkit.

Lalu, langkah apa yang harus dilakukan? Salah satu langkah penyelamatan ekonomi adalah dengan cinta, bangga, dan menggunakan produk dalam negeri. Kenapa harus cinta dan bangga dengan produk dalam negeri? Lalu, keuntungan apa jika menggunakan produk dalam negeri?

Pandemi harus menjadi pacuan untuk ekonomi yang lebih baik agar dapat mengubah krisis ekonomi menjadi lompatan untuk kemajuan perekonomian Indonesia. Hal yang dilakukan dengan menyuarakan hastag #banggabuatanindonesia yang diserukan dan dilaunchingkan oleh Presiden Jokowi pada 14 Mei 2020.

Namun, jangan sampai itu hanya sekedar slogan. Digaungkan tanpa ada bukti. Faktanya, program peningkatan penggunaan produk dalam negeri khususnya pada pengadaan barang dan jasa masih belum optimal dilakukan oleh pemerintah. Ini karena masih adanya sejumlah instansi pemerintah yang tidak serius dalam menunjukkan komitmen untuk menggunakan produk dalam negeri.

Pada 16 November 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terkait dengan kegiatan ekspor dan impor per Oktober 2020. Total kegiatan ekspor Indonesia mencapai USD14.391, sedangkan kegiatan Impor Indonesia mencapai USD10.785. Ini menunjukkan bahwa kegiatan ekspor lebih banyak dilakukan dari pada impor. Jika dibandingkan dengan tahun 2019, tahun ini terjadi penurunan sebesar 3,29% untuk kegiatan ekspor dan 26,93% untuk kegiatan impor.

Dengan data tersebut, menunjukkan belum optimalnya pemerintah dalam meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, kegiatan impor masih sangat tinggi. Jika pemerintah saja enggan menggunakan produk dalam negeri, lalu kenapa masyarakat harus disuarakan dan dipaksa menggunakan produk dalam negeri?

Kita harus belajar dari Korea Selatan. Korsel merupakan negara yang sangat cinta dan bangga terhadap produk di negerinya sendiri. Mulai dari kendaraan seperti mobil, barang elektronik seperti handphone, sampai hal kecil pun yang digunakan merupakan produk dalam negerinya sendiri.

Berbeda dengan negara di Asia lainnya termasuk Indonesia. Dimana, produk impor masih menjadi primadona konsumen. Harusnya, antara pemerintah dan masyarakat Indonesia sama-sama menggunakan produk dalam negeri, agar mengecilnya kegiatan impor.

Bukti cinta dan bangga menggunakan produk dalam negeri harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan produk dalam negeri, maka itu sebagai wujud dan syukur kita menjadi anak bangsa Indonesia.

Sebagai anak bangsa, kita  sama-sama membangun branding dan saling promosi terhadap produk-produk Indonesia agar dikenal dan mendapat tempat terhormat di mata dunia. Uang pun akan berputar di sekitar kita, juga meningkatkan kapasitas produksi industri baik industri kecil, menengah atau besar.

Dengan kenaikan kapasitas produksi ini. jelas akan memberikan dampak yang positif pada peningkatan pendapatan per kapita juga banyak membuka lapangan pekerjaan dan ini akan membuat pendapatan ekonomi masyarakat menjadi lebih baik, meningkatkan kualitas merk made in Indonesia.

Kualitas produk Indonesia juga tidak kalah dengan produk negara lainnya, bahkan tidak sedikit produk Indonesia yang mampu bersaing dan masuk pasar global, baik dari segi tekstil, elektronik, makanan, hingga kendaraan.

Demi kemajuan di sektor ekonomi agar berkembang pesat, gerakan cinta dan bangga produk Indonesia jangan sekedar slogan, sekedar hastag, atau sekedar omongan belaka. Jadikan ini sebuah gerakan kongkrit dengan selalu menggunakan produk Indonesia. Cinta harus ada bukti, jika tidak itu cinta palsu.

(***)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini