Beranda Pendidikan Cairan Abate Alami Karya SDN 3 Kota Tangerang Tembus Prestasi Nasional

Cairan Abate Alami Karya SDN 3 Kota Tangerang Tembus Prestasi Nasional

Cairan Abate Alami Karya SDN 3 Kota Tangerang - foto istimewa

TANGERANG – Kota Tangerang selalu menghasilkan terbosan yang inovatif. Salah satunya, cairan abate alami yang diciptakan para pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Kota Tangerang yang telah meraih penghargaan nasional dalam ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2023 yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Kepala SDN 3 Kota Tangerang, Masfufah menuturkan, inovasi ini berawal dari eksperimen tugas “based project learning” yang memang sering dipraktikan di proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang saat ini diterapkan, yakni kurikulum merdeka. Memanfaatkan banyaknya pohon jeruk di lingkungan sekolah, inovasi mengolah daun jeruk menjadi larvasida atau abate alternatif dipilih karena kandungan daun jeruk yang kaya akan zat limonida yang mampu menghambat sirkulasi perkembangan jentik nyamuk. Lebih jauh, inovasi pembuatan cairan abate alami ini dapat dioptimalkan untuk mengantisipasi penyakit demam berdarah.

“Inovasi ini merupakan hasil dari kurikulum merdeka yang telah diterapkan selama ini. Mengoptimalkan daya kreativitas para siswa, akhirnya berhasil juga menciptakan cairan abate alami yang tentunya sangat bermanfaat,” ujar Kepala SDN 3 Kota Tangerang, Masfufah, Kamis, (31/8/2023).

Ia melanjutkan, pembuatan cairan abate alami ini juga terbilang sederhana, bahkan beberapa perlengkapan dan bahan yang harus disiapkan bisa memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Seperti, esktrak daun jeruk, jeruk limau, blender, wadah kedap udara (toples plastik), botol penampung, gunting, selotip, kantong plastik, saringan, pengaduk, dan tentunya air.

“Adapun proses pembuatannya, daun jeruk yang telah digunting kemudian diblender, dimasukkan ke dalam toples kemudian diaduk, tambahkan air secukupnya kemudian ditutup rapat, simpan pada tempat yang tidak terkena cahaya selama kurang lebih 24 jam, serta kemudian esktrak siap digunakan dengan cara membubuhkannya pada air yang terbuka sebagai pengganti bubuk abate,” lanjutnya.

Selain itu, meski inovasi ini terbilang diciptakan dengan bahan dan cara sederhana, cairan abate alami alternatif ini juga bernilai ekonomis dan dimanfaatkan secara masif oleh para civitas akademika di sekitar lingkungan sekolah.

“Setelah inovasi ini berhasil diciptakan, saat ini masif digunakan oleh para siswa, guru, dan orang tua, serta hasil eksperimen yang dilakukan juga telah mendapatkan respon yang positif. Tak heran, banyak masyarakat yang merasa terbantu dengan adanya cairan abate alami ini, terlebih dijual dengan harga yang sangat terjangkau,” pungkasnya. (Ril/Red)

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini