Beranda Peristiwa Buruh 6 Anak di Kota Serang Bertahan Hidup di Tengah Perjuangan Melawan...

Buruh 6 Anak di Kota Serang Bertahan Hidup di Tengah Perjuangan Melawan Kanker

Rahmah Holilah memberi makan ketiga buah hatinya. (Istimewa)

SERANG – Di sebuah rumah kontrakan sederhana di Kota Serang, Provinsi Banten, Rahmah Holilah harus menjalani kerasnya hidup bersama enam buah hatinya.

Ditambah, dirinya harus berjuang melawan dua musuh yakni, kanker payudara stadium tiga dan kemiskinan.

Perempuan tangguh yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik itu, kini harus menelan kenyataan pahit. Rahmah harus dicutikan oleh perusahaannya karena penyakit yang menggerogoti tubuhnya sejak dua tahun terakhir.

Rahmah, ibu enam anak, warga Perumahan Bumi Agung Permai, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, dicutikan oleh perusahaan sejak September 2024 lalu.

Rohmah menuturkan, perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Serang itu memberinya cuti selama satu tahun agar ia bisa fokus menjalani pengobatan.

Namun, pengobatan itu tak pernah ia dijalani, lantaran biaya yang harus dikeluarkan cukup besar, bahkan hingga belasan jura rupiah per minggu.

“Biayanya antara Rp8 hingga Rp12 juta per minggu untuk terapi target, yang direkomendasikan dokter,” kata Rahmah, Jumat (2/5/2025).

Jika dilakukan rutin selama satu tahun, total biaya bisa mencapai setengah miliar rupiah. Dan itu sebuah hal yang mustahil dijangkau Rahmah.

“Saya pasrah, karena saya tidak punya uang untuk berobat,” ujar Rahmah dengan suara lirih.

Kondisi Rahmah semakin memilukan karena di balik sakit yang dideritanya. Ia juga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Kini ia tinggal bersama keenam anaknya tanpa kehadiran suami, yang justru meninggalkannya di tengah masa-masa sulit. Anak-anaknya masih kecil, dan semua kebutuhan mereka kini bergantung pada Rahmah seorang diri.

Agar dapur tetap mengepul, Rahmah menjual jajanan lewat media sosial. Setiap hari, ia berharap dagangannya laku agar bisa membeli beras, lauk, dan kebutuhan sekolah anak-anaknya.

Baca Juga :  Warga Miskin di Banten pada September 2024 Mencapai 777,49 Ribu Orang

Namun hasilnya hanya belasan hingga puluhan ribu rupiah per hari. Jauh dari cukup, apalagi untuk membiayai pengobatan kanker yang dideritanya.

“Saya cuma bisa berusaha dan berdoa, semoga Allah kasih saya umur panjang supaya bisa lihat anak-anak saya besar,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Di tengah himpitan hidup yang tak kunjung reda, Rahmah, tetap berdiri. Bukan karena kuat, tetapi karena ia tak punya pilihan lain.

Baginya, enam buah hatinya adalah alasan untuk terus bertahan, meski dunia seakan tak lagi berpihak.

Penulis : Ade Faturohman
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News