Beranda Advertorial Buku KIA Diminta Jadi Alat Deteksi Dini untuk Menangkal Ganguan Kesehatan Ibu...

Buku KIA Diminta Jadi Alat Deteksi Dini untuk Menangkal Ganguan Kesehatan Ibu dan Anak

Ketua Komisi V DPRD Banten Yeremia Mendrofa saat sosialisasi bersama Dinas Kesehatan di aula Kecamatan Cibadak, Lebak.

LEBAK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten melakukan monitoring penggunaan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Aula Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (28/6/2022).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Komisi V DPRD Banten, perwakilan Dinkes Provinsi Banten, perwakilan Dinkes Kabupaten Lebak, Camat Cibadak, para kepala desa, dan Puskesmas Cibadak dan kader Posyandu.

Di tempat terpisahn, Kepala Dinas Kesehatan Banten, Ati Pramudji Hastuti mengungkapkan, buku KIA berfungsi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Isi dari bukunya adalah informasi kesehatan dan pemantauan pertumbuhan serta perkembangan anak yang meliputi jadwal imunisasi dan gizi seimbang.

“Dengan istilah lain buku KIA ini menggambarkan kondisi kesehatan ibu bahkan bisa diprediksi metode melahirkan yang paling tepat untuk ibu,” ungkapnya.

Untuk dimiliki masyarakat, Dinkes kabupaten kota memiliki tugas mendistribusikan buku KIA, terutama bidan desa dan kader Posyandu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan. “Jadi, dimanapun fasilitas kesehatannya tapi wajib memiliki buku KIA yang sama,” jelasnya.

Ketua Komisi V Yeremia Mendrofa menilai pentingnya penggunaan buku KIA untuk mempersiapkan generasi kedepan yang lebih sehat dan unggul. “Salah satu bagian dari generasi sehat itu adalah bagaimana memonitoring kesehatan. Memanfaatkan buku KIA ini mulai dari dalam kandungan sampai 5 tahun itu sangat penting untuk mengetahui mulai dari kondisi janin hingga masa tumbuh kembang balita,” ujar Yeremia.

Fungsi buku KIA yang tidak kalah penting, menurut Yeremia untuk mendeteksi dini gejala stunting pada anak. “Jadi bisa mendeteksi dini gejala gizi buruk atau gizi kronis pada anak. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati.”

Dalam kesempatan yang sama, sebagai legislatif pihaknya akan menjembatani kebutuhan dalam pencegahan stunting dari sisi anggaran khususnya untuk desa dan para kader posyandu di Kabupaten Lebak. Pihaknya akan meminta Pemprov Banten dan pemerintah pusat untuk memberikan porsi anggaran yang lebih besar.

“Kedepan kita dalam pembahasan mudah-mudahan didukung oleh kapasitas APBD,” ujarnya.

Camat Cibadak Agus Sudrajat menilai penting kegiatan monitoring penggunaan buku KIA sebagai alat kontrol kesehatan ibu dan anak. “Saya bersyukur kegiatan ini bisa dilaksanakan di Kecamatan Cibadak, karena Cibadak ini secara geografis cukup padat pemukiman. Tingkat kelahiran juga cukup tinggi sehingga di kami memiliki dua Puskesmas,” kata Agus.

Dengan kegiatan monitoring tersebut, Agus berharap bisa meminimalisasi terjadinya hal-hal buruk terkait kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Cibadak. “Terutama kematian ibu baik saat hamil maupun saat melahirkan, atau gizi kurang bagi anak dan sebagainya,” kata dia.

Ia berharap dengan penggunaan buku KIA akan menjadi panduan dalam mendeteksi dini kasus yang menimpa ibu dan bayinya. “Buku ini sebagai alat kontrol dan fasilitas monitoring keselamatan ibu dan anak. Semoga bisa menambah wawasan para bidan dan kader supaya tidak terjadi kejadian terhadap ibu dan anak.” (Advertorial)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News