Beranda Bisnis BPS Sebut Nilai Komoditas Ekspor dan Impor di Banten Alami Kenaikan

BPS Sebut Nilai Komoditas Ekspor dan Impor di Banten Alami Kenaikan

Foto Ilustrasi

SERANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menyebut nilai ekspor impor pada semester I 2025 di Banten mengalami kenaikan sebesar 6,77 persen untuk ekspor dan 5,91 persen unntuk impor dibanding periode yang sama tahun 2024.

Ketua Tim Kerja Statistik Distribusi dan Harga BPS Provinsi Banten, Bambang Widjonarko menjelaskan pada semster I nilai ekspor mencapai US$6.333,78 juta atau naik 6,77 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

“Nilai ekspor Banten Juni 2025 mencapai US$1.067,00 juta atau naik 23,83 persen dibanding ekspor Juni 2024. Ekspor nonmigas Juni 2025 mencapai US$1.055,53 juta, naik 23,17 persen dibanding Juni 2024,” jelas Bambang sperti dikutip dari berita resmi statistik BPS Provinsi Banten, Rabu (13/8/2025).

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar pada Januari hingga Juni 2025, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah kakao/coklat (HS 18) sebesar US$423,52 juta atau 331,63 persen.

Bambang mengungkapkan, ekspor nonmigas kondisi Januari hingga Juni 2025 terbesar adalah ke Amerika Serikat yaitu US$964,69 juta, disusul Tiongkok US$730,02 juta, dan India US$547,99 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 35,63 persen.

“Ekspor nonmigas hasil industri pengolahan  kondisi Januari hingga Juni 2025 naik 5,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 5,94 persen, serta ekspor hasil pertambangan dan lainnya naik 982,93 persen,” ungkapnya.

Menurut Bambang, pelabuhan muat barang, ekspor Banten terbesar pada Januari hingga Juni 2025 melalui pelabuhan Tanjung Priok dengan nilai US$5.250,10 juta atau 82,89 persen, diikuti Cigading US$363,69 juta atau 5,74 persen dan Tanjung Leneng US$324,32 juta atau 5,12 persen.

Terkait perkembangan impor di Banten, lanjut Bambang, nilai impor Banten pada semseter I 2025 mencapai US$19.111,56  juta atau naik 5,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga :  Produk UMKM Kabupaten Serang Dipamerkan di Bandara Soetta

“Nilai impor Banten Juni 2025 mencapai US$2.612,39 juta, turun 10,52 persen dibandingkan Juni 2024. Demikian juga dengan impor nonmigas turun 11,87 persen menjadi US$2.216,21 juta,” ucapnya.

Bambang menuturkan, dari sepuluh golongan barang utama nonmigas kondisi Januari hingga Juni 2025, golongan perhiasan/permata (HS 71) mengalami peningkatan tertinggi senilai US$1.292,66 juta atau 120,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama semester I adalah Tiongkok US$4.289,26 juta atau 26,19 persen, Singapura US$1.971,32 juta atau 12,04 persen, dan Australia US$1.174,89 juta atau 7,17 persen. Impor nonmigas dari ASEAN US$3.362,52 juta atau 20,53 persen.

“Selama kondisi Januari hingga Juni 2025, nilai impor bahan baku/penolong naik 2,99 persen menjadi US$13.029,46  juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian juga dengan barang modal naik 18,89 persen menjadi US$4.879,28 juta. Sementara barang konsumsi turun 6,78 persen menjadi US$1.202,82  juta,” tuturnya.

Sebelumnya Gubernur Banten, Andra Soni mengatakan produk UMKM di Banten saat ini sudah merambah pasar internasional. Salah satunya, emping melinjo.

Menurut Andra, kolaborasi lintas sektoral sangat dibutuhkan dalam mengawal produk UMKM di Banten naik kelas.

“Untuk itu, saya mengapresiasi dukungan Bea Cukai, BPOM, serta perangkat daerah teknis yang telah aktif mendampingi para pelaku UMKM dalam memenuhi persyaratan ekspor,” kata Andra.

Penulis : Tb Moch. Ibnu Rushd
Editor: Gilang Fattah