Beranda Pemerintahan BMKG Segera Pasang 20 Sensor Pendeteksi Gempa

BMKG Segera Pasang 20 Sensor Pendeteksi Gempa

Ilustrasi - foto istimewa tribunnews.com

LEBAK – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama mahasiswa Universitas Indonesia (UI) akan memasang 20 seisometer (alat atau sensor pendeteksi getaran gempa) di Kabupaten Lebak. Pemasangan alat tersebut membantu warga untuk waspada saat mendengar tanda peringatan gempa bumi berupa bunyi sirine yang keras.

“Kalau tidak ada halangan alat pendeteksi gempa dipasang bulan depan. Dari BMKG 10 dan UI 10 alat,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Lebak Kaprawi, Senin (5/8/2019).

Menurut Kaprawi, 20 alat tersebut akan dipasang di wilayah rawan bencana. “Termasuk akan dipasang juga di Kecamatan Warunggunung. Ini tentu membuat saya kaget karena di luar dugaan ternyata Warunggunung masuk rawan bencana,” katanya.

Kaprawi mengaku, dirinya merasa heran atas pemasangan alat deteksi gempa di Warunggunung. Sementara di daerah pesisir justru dikurangi.

“Berdasarkan analisa para ahli justru daerah pesisir pantai seperti halnya di Bayah dikurangi. Saya sendiri merasa takut juga dengan berbagai kejadian yang selalu diawali di Kabupaten Lebak, justru di Kabupaten Pandeglang malahan alat pendeteksi yang akan dipasang sedikit hanya empat,” katanya.

Kaprawi mengungkapkan, rasa khawatirnya semakin menjadi karena gempa saat ini terus terjadi. Apalagi bulan September dan Oktober belum lewat.

“Kalau bulan September dan Oktober ini membuat saya khawatir karena kejadian bencana sekitar itu. Tapi mudah-mudahan tidak terjadi hal tidak diinginkan,” katanya.

Potensi bencana di Kabupaten Lebak besar. Baik itu diakibatkan gempa bumi, tsunami hingga meletusnya Gunung Anak Krakatau.

“Gunung Anak Krakatau pastinya akan meletus. Namun kita tidak mengetahui kapan meletus yang harus dilakukan ialah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana,” katanya.

Kesiapsiagaan masyarakat Kabupaten Lebak dalam menghadapi bencana sudah cukup bagus. Terlebih yang tinggal di daerah pesisir, ketika terjadi gempa mereka akan berlari menaiki bukit.

“Kesiap siagaan warga akan menghadapi bencana ini harus terus diasah secara berkelanjutan. Semoga kedepan bisa dimasukan dalam kurikulum ataupun muatan lokal di lingkungan sekolah tingkat SD-SMA bahkan perguruan tinggi, khususnya di Kabupaten Lebak yang ancaman potensi bencananya besar,” katanya.

Lebih lanjut Kaprawi menjelaskan, pengetahuan menghadapi bencana sangatlah penting dalam rangka meminimalisir adanya korban jiwa. Terkait hal itu BPBD Lebak siap menjadi tutornya.

“Kami juga siap diundang kapan saja tanpa harus dibayar. Karena itu sudah menjadi bagian tugas kami bagaimana upaya meminimalisir korban sesuai pesan Bupati upayakan penyelamatan secara maksimal, pemenuhan kebutuhan dasar dan korban bencana diurus disesuaikan kemampuan APBD,” katanya. (Ali/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini