Beranda Opini Blended Learning, Solusi Pembelajaran di Masa PTMT

Blended Learning, Solusi Pembelajaran di Masa PTMT

Ilustrasi pelajar saat sekolah tatap muka - foto istimewa

 

Oleh : Oom Romsih, tenaga pendidik

Tahun 2022 merupakan tahun ketiga dunia terjangkit wabah covid-19, tak terkecuali Indonesia. Pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah kebijakan untuk memutus rantai penularan Covid-19. Kebijakan utamanya adalah memprioritaskan kesehatan dan keselamatan rakyat dengan melaksanakan bekerja, beribadah dan belajar dari rumah.
Salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah adalah dengan melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan oleh jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP). Seiring menurunnya kasus terinfeksi virus Covid di sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia, pemerintahan memberikan kelonggaran dalam pelaksanaan pembelajaran bagi daerah yang memiliki zona orange atau hijau untuk mengadakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).
Kondisi ini disambut baik oleh para pelaksana pendidikan (guru, siswa, dan orang tua siswa), mengingat pada saat pembelajaran secara online banyak hal yang tidak tersampaikan secara maksimal salah satunya penguatan karakter baik dalam diri siswa. Pada pembelajaran secara daring (online), guru lebih banyak melaksanakan proses pembelajaran yang menekankan pada penguasaan materi pelajaran. Hal ini berdampak pada aktifitas yang dilaksanakan siswa lebih kepada mengerjakan tugas untuk mendapatkan nilai.

Seorang guru memiliki peran untuk mengajar, mendidik, dan membentuk karakter baik dalam diri siswa. Adanya kesempatan untuk melaksanakan pembelajaran di Kelas meskipun dengan keterbatasan waktu, perlu disikapi dengan sungguh-sungguh oleh para guru dalam merancang dan mendesain kegiatan pembelajaran yang dapat mengakomodir peran guru sebagai pengajar ataupun pendidik.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dilaksanakan selama masa PTMT adalah model pembelajaran Blended Learning yaitu suatu model pembelajaran yang menerapkan kombinasi antara pembelajaran secara tatap muka di kelas dan pembelajaran secara daring (online).

Pada pelaksanaan Blended Learning, hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru adalah: (1) menyusun bahan ajar (paparan/penjelasan materi, video materi, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), tugas mandiri) yang harus dipelajari dan dikerjakan oleh siswa secara mandiri di rumah; (2) menyiapkan platform pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam memfasilitasi pembelajaran di rumah; (3) menyiapkan hardcopy materi untuk memfasilitasi siswa yang terkendala dengan gadget/handphone; (4) merancang pembelajaran di Kelas sebagai bentuk optimalisasi terhadap pembelajaran yang dilaksanakan siswa di rumah.

Pada pembelajaran di rumah, siswa diarahkan untuk membaca materi, menyimak video materi, dan mengerjakan LKPD yang telah dibagikan oleh guru melalui platform/LMS yang digunakan lembaga/sekolah. Proses diskusi tentang materi dapat dilaksanakan dalam LMS atau melalui Whatsapp. Pada proses diskusi guru dapat berinteraksi dengan siswa untuk membahas hal-hal yang menjadi kendala siswa selama melaksanakan pembelajaran secara mandiri di rumah.

Proses penguatan karakter merupakan hal yang penting dan tidak boleh diabaikan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Sebagai optimalisasi pelaksanaan blended learning, guru dapat melaksanakan aktifitas penguatan karakter bagi siswa di dalam kelas. Kegiatan yang dilaksanakan dapat berupa diskusi kelompok ( presentasi antar siswa, tanya jawab antar siswa, penyampaian ide/gagasan siswa terhadap guru dan teman). Pada pembelajaran di kelas, guru dapat melakukan interaksi langsung dengan siswa sehingga pemahaman karakteristik siswa dapat diimplementasikan dalam pembelajaran. Karakter yang dapat dibina pada saat PTMT di antaranya percaya diri, tanggung jawab, kerja sama, dan tekun. Keempat karakter tersebut dapat dibiasakan dan dibentuk selama pembelajaran tatap muka di kelas. Guru dapat memberikan motivasi dan pembinaan secara intensif selama pembelajaran di Kelas.

Blended learning adalah suatu pendekatan yang fleksibel untuk merancang program yang mendukung campuran dari berbagai waktu dan tempat untuk belajar. Siswa dapat mengkondisikan pembelajaran secara mandiri disesuaikan dengan keadaan/kondisi rumah masing-masing. Pemberian materi 4-5 hari sebelumnya memungkinkan siswa mempelajari materi dengan leluasa. Siswa dapat mencari rujukan dari berbagai sumber di internet untuk memperkuat pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari.

Pada pelaksanaan blended learning, tentu saja tidak luput dari kendala misalnya siswa yang malas dalam melaksanakan pembelajaran secara mandiri, kondisi keluarga atau jaringan yang kurang mendukung dalam mengakses materi, atau latar belakang keluarga yang tidak mensupport siswa dalam melaksanakan pembelajaran secara mandiri. Menyikapi situasi seperti ini seorang guru harus inisiatif, kreatif, dan inovatif sehingga berbagai kendala yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran dapat diantisipasi dan dicarikan solusinya. Mari kita bergerak mensukseskan pembelajaran. Kesuksesan seorang siswa tergantung dari kepedulian dan kegigihan seorang guru. (*)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini