Beranda Advertorial BKPSDM Kabupaten Serang Terus Tingkatkan Kualitas SDM Pemkab Serang

BKPSDM Kabupaten Serang Terus Tingkatkan Kualitas SDM Pemkab Serang

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Serang terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

KABUPATEN SERANG – Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Serang terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang.

Bentuk dan upaya yang dilakukan diantaranya memetakan potensi dan kekurangan pegawai, hal tersebut dilakukan agar penempatan pegawai baik melalui mutasi, rotasi dan promosi bisa tepat sasaran.

Kepala BKPSDM Kabupaten Serang, Surtaman mengatakan, bahwa pada awal tahun ini pihaknya memiliki satu program unggulan yakni melakukan asesmen terhadap 800 pegawai eselon III, IV dan jabatan fungsional hasil penyetaraan.

Asesmen ini program pertama di lingkungan Provinsi Banten, sebab Kabupaten Serang belum memiliki asesor.

“Kami terus koordinasi dengan BKN karena kami butuh akhirnya dapat formasi atau kuota gratis karena kalau bayar asesmen mahal biayanya. Alhamdulillah kerja sama dengan BKPSDM dan BKN karena intens komunikasi akhirnya dikasih 800 orang,” ujarnya.

Ia mengatakan, untuk di Banten tidak semua kabupaten kota mendapat kuota asesmen gratis dari BKN.

Kegiatan asesmen penting untuk dilakukan, sambungnya, karena setelah terbitnya Undang-undang nomor 20 tahun 2023 tentang aparatur sipil negara (ASN) terkait pola karir PNS yaitu talent full.

Artinya pemetaan pegawai berdasarkan kompetensi dan kelebihan masing-masing pegawai. Dari hasil asesmen tersebut akan terpetakan seorang PNS memiliki potensi dan kekurangan apa.

“Potensi itu berakibat pada penempatan sesuai potensi, kekurangan berakibat pada intervensi dengan adanya pengembangan,” ucapnya.

Misalnya ada pegawai kurang komunikatif maka akan diberikan pelatihan public speaking. Apabila kurang memahami IT maka pegawai yang hasil asesmennya minus literasi digital akan diikutsertakan literasi digital.

“Kurang sosio cultural, pemahaman bagaimana kebersamaan kesatuan NKRI, sosial budaya setempat, kita diklatkan. Jadi materi asesmen menyangkut empat hal materi kemampuan teknis, materi tentang sosio cultural, materi literasi digital, materi kemampuan numerik berpikir atau ketahanan berpikirnya,” katanya.

Ia mengatakan, dalam asesmen itu, para pegawai mengerjakan hampir 500 soal sejak pukul 07.30 hingga menjelang salat dzuhur. Sehingga pegawai benar-benar diuji kemampuan teknis memahami dan menerima beban pekerjaannya.

Bagi peserta yang pusing dan lelah ia mempersilakan untuk pergi ke kamar mandi, bahkan telah disiapkan ambulans PSC apabila ada yang pusing dan muntah-muntah karena mengerjakan ratusan soal.

“Kita siapkan dokternya juga. Asesmen ini menggambarkan psikologi mental seseorang ketika diberikan beban pekerjaan,” ucapnya.

Surtaman mengatakan, dalam tes tersebut ia melihat para peserta mengerjakan soal numerik tentang angka. Peserta diberi 25 soal matematika terkait jarak, waktu, dan kecepatan. Peserta diuji kemampuan berhitungnya.

Misalnya dari 25 soal ada yang benar hanya 5 maka dia tidak cocok diberikan pekerjaan terkait akutansi dan lainnya. “Atau nilai dia nol matematikanya maka tidak cocok diberikan pekerjaan hitung angka,” ucapnya.

Kemudian terkait soal literasi digital, mencakup soal Microsoft office atau dasar menyalakan komputer dan menangani komputer bermasalah. Apabila dari 25 soal IT tidak ada yang benar artinya literasi digital pegawai tersebut benar-benar kurang.

Sehingga apabila pegawai itu diberikan tugas menggunakan komputer seperti membuat surat tidak akan berhasil.

Setelah selesai mengerjakan soal dan keluar dari ruangan, dua Minggu kemudian hasilnya akan masuk ke akun masing-masing. Ada yang disebut sistem informasi aparatur sipil negara (SIASN) dan sistem informasi kepegawaian (Simpeg).

“Mereka bisa lihat potensi mereka apa, kekurangan mereka apa dan kecocokan mereka ditempatkan di OPD mana. Sehingga BKPSDM tidak salah menempatkan disitu ada rumpunnya. Hasil asesmen tidak muncul Dinas tapi keterkaitan dinasnya, misal cocok di bidang pemerintahan, keuangan, akutansi, nanti muncul rumpun perihal pekerjaan yang bisa dikerjakan,” tuturnya. (Advetorial).

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini