Isu lingkungan di Indonesia kini semakin terlihat perdebatan politik, baik di tingkat lokal maupun nasional. contoh yang nyata seperti pembakaran hutan, dan kerusakan alam lainnya telah menjadi masalah yang tak bisa diabaikan lagi. fenomena ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga berisiko terhadap kesehatan masyarakat dan perekonomian negara, terutama melalui dampak perubahan iklim yang semakin nyata.
Dalam beberapa tahun terakhir, gerakan masyarakat untuk mempertahankan lingkungan hidupnya mencerminkan adanya kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya menjaga alam.
Contohnya protes terhadap pembakaran hutan yang sering terjadi di Sumatra dan Kalimantan bukan hanya sekadar bentuk ketidakpuasan, tetapi juga sebuah peringatan keras bahwa kerusakan alam tidak bisa terus terusan dibiarkan.
Di tengah protes ini, kebijakan pemerintah terkait pengelolaan hutan dan lahan masih kerap dianggap lemah dan tidak konsisten. walaupun telah ada peraturan yang melarang pembakaran hutan untuk membuka lahan, praktik ilegal ini masih terjadi secara luas,
Contoh yang baru saja terjadi disekitar kita: gubernur jawa barat,dedi mulyadi , memerintahkan pembongkaran tempat wisata Hibisc Fantasy di Puncak Bogor karena dianggap melanggar izin pembangunan dan diduga menjadi pemicu banjir.
Sebagian besar disebabkan oleh lemahnya penegakan hukum. hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan dalam menyusun kebijakan lingkungan, implementasi dan pengawasan di lapangan sering kali tidak sejalan dengan tujuan konservasi yang diinginkan.
Banyak kebijakan pembangunan yang masih lebih mengutamakan kepentingan ekonomi jangka pendek, seperti perkebunan kelapa sawit, yang meskipun memberi kontribusi pada perekonomian, namun juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Hal ini memunculkan pertanyaan penting: apakah kita benar benar siap untuk mengubah pola pembangunan yang merusak alam demi keberlanjutan jangka panjang
Menurut saya secara keseluruhan politik lingkungan di Indonesia saat ini berada di persimpangan antara tantangan besar dan harapan besar. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga alam untuk generasi mendatang, dan ini harus menjadi kekuatan pendorong bagi perubahan kebijakan yang lebih progresif. Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat harus bersinergi dalam menghadapi krisis lingkungan ini. Dengan komitmen yang lebih kuat dan kebijakan yang lebih konkret, kita masih memiliki harapan untuk memperbaiki kondisi lingkungan di Indonesia.
Penulis: Habibah
Dosen Pengampu :Jaka Maulana S.A.P., M.A.P
Program Studi Administrasi Negara, Universitas Pamulang – Serang