OPINI PUBLIK Runtuhnya Bangunan Ponpes: Antara Takdir atau Kesalahan Manusia?

{"eId":"857333875126245","CameraPosition":2}

Tragedi menyedihkan melanda ratusan santri di pondok pesantren (ponpes) Al-  Khozini, Sidoarjo, saat atap tempat ibadah yang baru dicor ambruk, menyisakan kesedihan mendalam dan pertanyaan besar dipublik. Ditengah kesedihan dan kepedihan mendalam, pernyataan sang pengelola pesantren yang menyebut insiden ini sebagai “Takdir Tuhan” menimbulkan perdebatan yang luas. Khalayak bertanya,sesederhanakah itu nyawa seseorang akibat kelalaian manusia.

Konteks dalam “takdir Tuhan”

Sebagaian khalayak berpendapat ini adalah takdir Tuhan karena kejadian ini terjadi pada saat  santri menunaikan shalat.

Bahkan orang tua korban sekalipun tidak pernah meminta pertanggung jawaban dan pihak pesantrennya karna di anggap anak-anaknya mati syahid. Salah satu orang tua santri, Lina mengaku hanya pasrah dengan musibah yang terjadi. “ini hanya musibah, tidak ada yang bisa menduga. Sudah menjadi kehendak Allah”

Sebenarnya, jika di katakan takdir Tuhan memang masuk akal tetapi jika di jelaskan semua yang terjadi adalah kehendak-NYA. Jika membahas tentang takdir,

Jadi, dikatakan takdir Tuhan karena kejadian bangunan roboh dan tidak bisa mencegah bangunannya roboh, kondisi santri setelahnya baru bisa dikatakan takdir juga karena setelah kejadian itu ntah kematian atau keselamatan setelahnya. Contohnya Alfatih Buana(14) yang selamat dari ambruknya gedung pesantren, 3 hari 3 malam tertidur tidakamakan dan tidak minum.

 

Berlindung dalam dalih takdir Tuhan?

Tetapi dalam kasus ini bangunan rubuh itu juga sebuah kelalaian,dari struktur bangunannya pun belum siap untuk gunakan.

Jadi, dikatakan takdir Tuhan karena kejadian bangunan roboh dan tidak bisa mencegah bangunannya roboh, meskipun takdir sudah ditetapkan oleh Tuhan, tetapi manusia diperintahkan untuk selalu berikhtiar dan bertawakal. Dan dua hal itu harus dijalankan bersama

“Kalo bangunan rubuh karna bencana alam,baru takdir allah. Kalo rubuh karna di bangun asal-asalan,kalo tidak sesuai prosedur itu namanya kelalaian,” ujar seorang warga dalam sebuah forum diskusi online.

Peristiwa ini membuat lingkungan masyarakat awam hingga mereka yang sedikit paham tentang kontruksi, suara-suara dari berbagai kalangan satu perndapat menyuarakan: Tragedi ini harus bisa di hindarkan. Dan seharusnya jugabangunan yang masih belum jadi tidak seharusnya digunakan dahulu. Dan harus benar-benar siap harus di gunakan.

Penulis: Siti Hadzak

Dosen pembimbing: Angga Rosidin, S.I.P., M.A.P.,

Kepala prgram studi: Zakaria Habib Al-Ra’zie, S.I.P., M.Sos

Program Studi Administrasi Negara, Universitas Pamulang (UNPAM) Kampus Serang

Bagikan Artikel Ini