Beranda » Mental Illness Pada Masa Remaja

Mental Illness Pada Masa Remaja

Ilustrasi - Sumber Foto : Dokumentasi Penulis

Mental Illness Pada Remaja

Mental illness atau yang sering disebut gangguan mental adalah suatu kondisi dimana seseorang merasakan gejala-gejala yang menyerang fisik maupun psikis yang berkaitan dengan emosi. Gejala-gejala tersebut mulai dari rasa cemas berlebihan, ketakutan, sedih berlarut-larut, tertawa tiba-tiba, berhalusinasi, dan masih banyak lainnya.

Selama ini masyarakat di Indonesia masih tabu dengan masalah kesehatan mental. Penting untuk merubah stereotip masyarakat mengenai penderita gangguan mental yang berkali-kali disangkut pautkan dengan orang gila. Orang-orang yang menderita gangguan ini membutuhkan dukungan. Bukan cacian dari masyarakat yang bisa membuat kondisi mental semakin down dan parah.

mental illnes adalah penyakit mental yang menyerang hampir semua orang terutama para remaja terdapat banyak gejala berupa depresi dan stres untuk remaja berumur di bawah 18 tahun. salah satu penyebab mental illness adalah gangguan emosi dimana para remaja baru saja melalui masa pubertas sehingga anak-anak remaja bisa memiliki rasa emosional yang bisa berlebih

Penyakit ini merupakan gangguan jiwa atau mental yang dapat dikatakan paling berbahaya. Sebagian besar penderita mental ilness diderita oleh remaja, hal ini disebabkan oleh kedewasaan psikologis pada remaja belum terlalu baik dan tingginya resiko mengalami depresi pada remaja sendiri akibat tekanan dari lingkungan sekolah, kurangnya kasih sayang orang tua, ketidakmampuan dalam bersosialisasi, traumatik akibat kekerasan fisik dan pelecehan seksual, serta merasa tidak mampu marah atau merasa selalu kesepian

Menurut analisis data yang disampaikan Unicef, sebanyak 99 persen anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun di seluruh dunia (2,34 miliar) tinggal di salah satu dari 186 negara dengan beberapa bentuk pembatasan gerakan yang berlaku karena COVID-19. Sebanyak 60 persen anak tinggal di salah satu dari 82 negara dengan lockdown penuh (7 persen) atau sebagian (53 persen) – yang jumlahnya mencakup 1,4 miliar jiwa muda.

Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik, perundungan(bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.

Data survei Global Health Data Exchange 2017, ada 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kesehataan kejiwaan. Untuk data kesehatan mental remaja di Indonesia sendiri pada 2018, terdapat sebanyak 9,8% merupakan prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan untuk remaja berumur > 15 tahun, meningkat dibandingkan pada 2013, hanya 6% untuk prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan untuk remaja berumur > 15 tahun. Sedangkan untuk prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia pada 2013 mencapai 1,2 per seribu orang penduduk.

cara mengatasi nya bisa dengan pengobatan dari “terapi” Perawatan termasuk konseling atau obat, termasuk antidepresan, “perawatan diri” Hindari alkohol, Mengurangi asupan kafein, Latihan fisik, Teknik relaksasi, Manajemen stres, dan Diet sehat,”Terapi” Terapi perilaku kognitif, Meditasi, dan Psikoterapi, perhentian merokok, mendatangi psikiater.

Zaman sekarang masyarakat lebih aware dalam masalah gangguan mental, seorang yang mengidap gangguan mental seperti remaja harus didampingi dengan benar, karena jika dibiarkan akan membawa pengaruh buruk bagi remaja tersebut. Mendatangi psikiater merupakan salah satu cara untuk mengobati penyakit mental. Jika anda memiliki teman atau kerabat yang menunjukkan gejala gejala gangguan mental, dampingi dan temani mereka karena pada saat itu mereka membutuhkan orang yang selalu ada.

Bagikan Artikel Ini