Selama ini kalau berbicara ilmu sosial, kebanyakan orang berfikir teori-teori dari luar negeri, dari Barat, dari buku-buku tebal yang bahas hal-hal yang terkadang tidak sesuai sama kehidupan kita di sini. Padahal, di daerah seperti Banten, banyak sekali hal menarik dan nyata yang bisa dijadikan bahan buat riset dan pengembangan ilmu sosial yang benar-benar sesuai sama kondisi masyarakat kita sendiri.
Provinsi Banten punya banyak sekali cerita dan nilai lokal yang bisa jadi sumber ilmu sosial, mulai dari kearifan masyarakat Baduy yang menjaga alam tanpa ribut-ribut soal “ekologi modern”, sampai kehidupan masyarakat pesisir yang bertahan di tengah tantangan ekonomi dan perubahan zaman. Semua itu sebenarnya bisa jadi bahan untuk membuat teori sosial khas Indonesia, bukan cuma mengikuti teori dari luar.
Masalahnya, riset di daerah sering kalah dukungan. Dosen dan mahasiswa kadang kesulitan cari dana, alat penelitian, bahkan akses ke jurnal ilmiah. Akibatnya, hasil riset bagus dari daerah seperti Banten jarang banget terdengar atau dimanfaatkan buat bikin kebijakan.
Menurut aku, udah waktunya pemerintah daerah, kampus, dan lembaga penelitian di Banten serius membangun riset sosial berbasis lokal. Jangan hanya menunggu dana dari pusat, tapi mulai dari potensi sendiri. Kalau riset-riset lokal didukung dan dikembangin, hasilnya bisa benar-benar membantu masyarakat, misalnya untuk mengembangi pendidikan, ekonomi rakyat, atau kebijakan sosial yang lebih menyentuh kebutuhan orang Banten.
Ilmu sosial dari Banten bisa jadi contoh buat daerah lain. Dari riset yang lahir di tanah sendiri, kita bisa nemuin solusi nyata buat masalah sosial di Indonesia. Jadi, tidak perlu kurang percaya diri sama teori-teori luar, karena ilmu sosial yang kuat itu justru lahir dari realitas masyarakatnya sendiri.
Oleh : Anindya Putri Larasati
Mahasiswi Program Studi Administrasi Negara Universitas Pamulang Serang
Dosen Pembimbing : Angga Rosidin S.I.P., M.A.P
Kepala Program Studi : Zakaria Habib Al-Razie S.IP., M.SOS
