Beranda » Bebas_in Aja!

Bebas_in Aja!

Ilustrasi - foto Dokumentasi Penulis

Pagi hari yang cerah, bunyi kicauan burung serta suara motor dan mobil saling bersahutan membuat pagi itu sangat nyaman dalam keramaian. Aku yang memilih berjalan kaki menuju pasar, dengan membawa tas yang berisi uang dan handphone, sambil menggerutu kasus kriminalitas yang ramai diperbincangkan oleh media masa. Tiba –tiba saja…..“ tolongg… tolong….hufttt” (berlari sambil meminta tolong).

“Apes, pagi itu memang apes. Kenapa aku tidak naik motor saja tadi, kalau aku naik motor pasti tidak akan jadi seperti ini”. (ucap dalam hati). Laki-laki itu tiba-tiba saja berlari kearahku sambil mengambil tas yang aku bawa, aku sempat mengejar dia, tapi larinya begitu cepat dan tiba-tiba saja menghilang. Dan sangat disayangkan tidak ada orang yang membantuku disana.
Karna tas yang aku bawa telah dicuri, lalu untuk apa aku meneruskan perjalanan menuju pasar, huhh…… buang-buang waktu saja. Sejujurnya aku ingin membawa kasus ini kejalur hukum, tapi aku tidak melihat pasti wajah dari pencuri itu, nanti bagaimana jika aku dimintai keterangan? Apa yang arus aku jawab? Hm…. mungkin sudah takdirnya, lagi pula uang didalam tas itu tidak terlalu banyak dan handphone yang sudah menua ahaha… ketika sedang diperjalanan pulang, aku melihat seorang anak muda dipinggir jalan sedang dimarahi bahkan sampai dipukul, tapi anehnya sianak itu diam saja dan tidak melawan. Aku sempat heran dan menghampiri anak muda tersebut.

“Kamu, kenapa diam saja ketika dibentak oleh bapak tadi” (ucapku sambil melihat kearah anak muda itu)
“ ini lapak kekuasaan dia, gue cuma numpang lewat sambil ngamen. Tapi, tiba-tiba dia datang ngebentak gue dan langsung mukul gue. Disitu gue gabisa ngelawan, kalau ngelawan kemungkinan gue bisa mati ditangan dia” (ucap pemuda itu)
Aku pergi meninggalkan anak muda itu sambil menertawakan kebodohannya, kenapa dia takut jika harus melawan, padahal dia juga memiliki kekuasaan karna jalan tersebut adalah jalan umum. Dia memeiliki kekuasaan atas apa yang dilakukan oleh dirinya, dia bisa menilai bahwa tindakan mana yang salah dan yang benar. Siapa saja berhak melewati jalan tersebut dan siapa saja berhak untuk mencari nafkah dijalan tersebut. Jika aku yang ada diposisi dia, maka aku akan melawan, karna menutku kita memiliki kebebasan. Apalagi ini, yang jelas-jelas jalan ini adalah jalan umum.

“ loh… itukan? Itukan tasku, tas yang tadi dicuri dan mungkin saja itu adalah bapak yang tadi mencuri tasku” (aku menggerutu sendiri sambil menghampiri warga yang ada disekitar jalan)
“ permisi pak, apakah bapak bisa membantu saya membawa orang yang disana (menunjuk kearah pencuri) kekantor polisi, karna tas yang sedang dipegang oleh bapak tersebut adalah tas saya, yang tadi pagi dicuri”
“ ohh…baik mba, kami bisa membantunya, tapi kami akan mengatur starategi dulu agar sipencuri tidak kabur” (jawab warga yang ada dipinggir jalan)
Selang beberapa menit saja, akhirnya warga yang dimintai tolong bisa menangkap pencuri itu dan membawanya kekantor polisi.
“ terimakasih atas bantuanya bapak-bapak semua, maaf jika saya merepotkan “ (ucap saya ketika sudah sampai dikantor polisi)
“ Iya bu, tidak masalah memang kami harusnya tolong-menolongkan” (jawab salah satu warga)
Tibalah saatnya dikantor polisi, tatapan konyol yang diberikan oleh penjahat itu dan gerak geriknya yang aneh, membuat aku kebingungan apakah benar dia orang jahat atau bukan? Ah, sudahlah bagaimanapun dia telah mencuri tasku, sampai menggugurkan niatku untuk berbelanja kepasar. yang sedang duduk terdiam didepan bapak polisi.

“ anakku, ayoo nakk pulang” seorang ibu menghampiri bapak pencuri itu.
Polisi sempat bingung dan langsung mengajak si ibu itu berbicara, dan ternyata. Kalian tau apa yang terjadi. Sipencuri itu memiliki gangguan jiwa atau biasa disebut dengan orang gila.
Apa yang ada dibenak anda jika orang gila mencuri, apakah dia akan dibebaskan atau tidak? “baik kalau begitu, bapak dan ibu silahkan pergi. Dan ibu tolong dijaga baik-baik anaknya jangan sampai mencuri lagi” perintah pak polisi.
“ baik pak, terimakasih dan maafkan kelakuan anak saya, yang sudah merugikan banyak orang” mereka berjalan keluar meninggalkan aku sendirian dikantor polisi.
Pencuri itu dibebaskan karna dia terbukti gila, bisa dilihat dari tatapan mata, kelakuan serta penjelasan dari orangtua sipencuri tersebut. Dalam ilmu hukum pidana banyak alasan pembenar dan alasan pemaaf, ada sebab tidak dapat dihukumnya pelaku karna berhubungn dengan perbuatan dan kondisi psikisnya seperti, kurang sempurnanya akal sipelaku atau ada gangguan pada jiwanya. Memang benar jika orang gila tidak akan dihuku atas apa yang telah diperbuat tetapi haki bisa saja menjatuhkan keputusan untuk memasukkan orang tersebut kedalam rumah sakit jiwa selama masa percobaan masiksimum satu tahun untuk dilindungi dan diperiksa, penjelasan dari bapak polisi memang benar.

Jadi, jika ada orang yang melalukan tindak kriminal namun hukumannya tidak setimpal dengan yang dia perbuat, maka sipelaku bisa meminta alasan pemaaf karena kita juga memiliki hak untuk bebas, dan kita juga seharunya lebih hati-hati jika ingin melakukan sesuatu, karna aktivitas saraf didalam otak memberikan sinyal yang mengharusnya melakukan hal tersebut dan setiap orang itu memiliki kehendak bebas dan bertanggung jawab untuk mengatur perilakunya berdasarkan pertimbangan akal sehat. Meskipun ada gerakan yang disebut dengan refleks.

(***)

Selesai.

Bagikan Artikel Ini