Pekerjaan sebagai administrasi di klinik adalah salah satu pekerjaan yang paling penting dan membutuhkan ketelitian serta kemampuan komunikasi yang baik. Sebagai administrasi, saya memiliki kesempatan untuk membantu pasien dan keluarga mereka dalam proses pengobatan, serta mendukung tim medis dalam menjalankan tugasnya. Saya merasa bahwa pekerjaan ini sangat memuaskan karena saya dapat melihat langsung dampak positif dari pekerjaan saya terhadap pasien dan keluarga mereka. Setiap hari, saya dapat membantu pasien untuk mendaftar, mengisi formulir, dan menjawab pertanyaan mereka tentang proses pengobatan. Saya juga dapat membantu tim medis dengan mengelola data dan informasi pasien, serta memastikan bahwa semua dokumen dan catatan pasien tersimpan dengan baik. Selain itu, saya juga dapat belajar banyak tentang kesehatan dan pengobatan, serta meningkatkan kemampuan saya dalam mengelola data dan informasi. Saya dapat memahami lebih baik tentang kondisi pasien, diagnosis, dan pengobatan yang diberikan. Saya juga dapat meningkatkan kemampuan saya dalam menggunakan sistem informasi kesehatan dan mengelola data pasien dengan lebih efektif. Namun, pekerjaan sebagai administrasi di klinik juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan terbesar adalah mengelola tekanan kerja yang tinggi dan menghadapi situasi yang tidak terduga. Pasien dapat datang dengan kondisi yang darurat, dan saya harus dapat menangani situasi tersebut dengan cepat dan efektif. Selain itu, saya juga harus dapat mengelola stres dan tetap tenang dalam situasi yang sulit. Oleh karena itu, saya percaya bahwa pekerjaan ini membutuhkan kemampuan adaptasi yang baik dan kemampuan untuk tetap tenang dalam situasi yang sulit. Saya juga percaya bahwa kemampuan komunikasi yang baik sangat penting dalam pekerjaan ini, karena saya harus dapat berkomunikasi dengan pasien, keluarga mereka, dan tim medis dengan efektif. Dalam keseluruhan, saya merasa bahwa pekerjaan sebagai administrasi di klinik sangat berharga dan memuaskan. Saya percaya bahwa peran ini sangat penting dalam mendukung kualitas pelayanan kesehatan yang baik, dan saya merasa bangga dapat menjadi bagian dari tim yang bekerja keras untuk membantu pasien dan keluarga mereka. Saya berharap dapat terus meningkatkan kemampuan saya dan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pekerjaan ini. Penulis: Wahyuni Jaka Maulana S.A.P., M.A.P. Zakaria Habib Al-Ra’zie, S.I.P., M.Sos. Program Studi Administrasi Negara, Universitas Pamulang – Serang
Sebagai mahasiswa saya melihat bahwa pendekatan perilaku menjadi sangat penting dalam memahami dinamika politik di era digital saat ini. Dunia politik tidak lagi berjalan secara statis dan formal seperti yang digambarkan dalam teori-teori klasik kini, politik hadir dalam kehidupan sehari-hari kita di media sosial, di grup percakapan, bahkan di kolom komentar. Melalui pendekatan perilaku, kita bisa memahami mengapa orang bertindak secara politik di dunia digital, seperti mengapa seseorang menyebarkan berita hoaks, memilih kandidat karena popularitas di media sosial, atau menjadi apatis karena banjir informasi yang membingungkan. Ini penting karena sebagai mahasiswa, kami bukan hanya menjadi pengamat politik, tetapi juga pelaku aktif di ruang digital itu sendiri. Namun, pendekatan ini juga mengajarkan kita untuk tidak hanya menyalahkan individu, tetapi memahami bahwa perilaku politik dipengaruhi oleh banyak faktor psikologis, sosial, budaya, dan bahkan algoritma teknologi yang bekerja secara diam diam. Oleh karena itu, memahami pendekatan perilaku membantu kami lebih kritis dan tidak mudah terjebak dalam polarisasi atau narasi yang menyesatkan. Saya percaya bahwa dengan pendekatan ini, kita sebagai generasi muda bisa ikut berkontribusi dalam memperbaiki kualitas demokrasi digital. Kita bisa lebih sadar akan perilaku politik kita sendiri, lebih bijak dalam mengonsumsi dan menyebarkan informasi, dan mendorong literasi digital yang lebih luas di masyarakat. Dan Transformasi digital yang pesat telah mengubah lanskap demokrasi secara signifikan. Dalam konteks ini, pendekatan perilaku (behavioral approach) dalam ilmu politik menjadi semakin relevan untuk memahami dinamika politik modern. Pendekatan ini berfokus pada perilaku individu dan kelompok dalam sistem politik, bukan hanya pada institusi atau struktur formal. Dengan semakin dominannya media sosial, algoritma digital, dan informasi instan dalam membentuk opini publik, pendekatan perilaku menawarkan kerangka yang tepat untuk menganalisis bagaimana warga negara berinteraksi dengan politik dalam ruang digital. Perilaku politik kini tidak hanya terlihat dalam pemilu atau partisipasi konvensional, tetapi juga dalam bentuk-bentuk baru seperti aktivisme digital, kampanye berbasis data, dan polarisasi opini di media sosial. Pendekatan perilaku memungkinkan kita memahami faktor psikologis, sosiologis, dan komunikasi yang memengaruhi tindakan politik masyarakat digital, termasuk bagaimana bias kognitif dan disinformasi dapat memengaruhi keputusan politik. Namun, pendekatan ini juga menghadapi tantangan. Data perilaku digital sering kali dikendalikan oleh platform besar, dan riset independen terhadap perilaku pengguna bisa terbatas oleh regulasi dan privasi. Selain itu, pendekatan perilaku cenderung mengabaikan struktur kekuasaan dan dominasi sistemik yang juga memengaruhi demokrasi digital. Meski begitu, untuk menjawab tantangan demokrasi digital seperti menurunnya kepercayaan publik, manipulasi algoritma, hingga fragmentasi informasi, pendekatan perilaku tetap diperlukan. Dengan pendekatan ini, ilmuwan politik dapat memberikan analisis berbasis data yang lebih mendalam dan rekomendasi kebijakan yang lebih responsif terhadap perubahan perilaku masyarakat digital. Penulis: Wahyuni Angga Rosidin S.I.P., M.A.P Zakaria Habib Al-Ra’zie, S.I.P., M.Sos. (Program Studi Administrasi Negara, Universitas Pamulang – Serang )