Beranda Bisnis Bank Banten Tak Punya Aksi yang Jelas

Bank Banten Tak Punya Aksi yang Jelas

Wakil Sekretaris Umum Bidang (Wasekumbud) Eksteranal Badko HMI Jabodetabeka-Banten, Aliga Abdillah

SERANG – Wakil Sekretaris Umum Bidang (Wasekumbud) Eksternal Badko HMI Jabodetabeka-Banten, Aliga Abdillah menilai, PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Banten atau Bank Banten belum mempunyai aksi-aksi yang jelas. Bahkan, dirinya melihat, jajaran direksi lebih cenderung mementingkan pencitraan.

Dikatakan Aliga, sebelum adanya penyetaraan modal dari Pemprov Banten atau pasca pemindahan RKUD Provinsi Banten, Bank Banten melakukan beberapa strategi bisnis mulai dari right issue dan lainnya. Namun, pihaknya melihat hingga kini belum ada hasil yang terpublish dari strategi yang sudah dilakukan oleh bank plat merah itu.

Bahkan sampai akhirnya Pemprov Banten menambahkan modal kembali ke Bank Banten sebesar Rp1,55 triliun.

“Dari penambahan modal yang sudah dilakukan oleh Pemprov Banten kepada bank itu, disini kami belum melihat adanya action (aksi) yang jelas dari pihak bank. Dan bahkan cenderung lebih kepada pencitraan, yang salah satunya Direktur Bank Banten mengatakan dalam beberapa media online bahwa Bank Banten siap bangun perkonomian daerah pasca pandemi,” kata Aliga, Senin (14/12/2020).

Dari statement pimpinan Bank Banten itu, lanjut Aliga, terkesan hanya sebuah pencitraan. “Dan kami melihat pesimis terhadap apa yang akan dilakukan Bank Banten. Karena ini model pencitraan yang tanpa didukung oleh strategi atau langkah-langkah awal yang pasti,” katanya.

Aliga menilai, seharusnya Bank Banten bisa berbenah terlebih dahulu. Setidaknya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu melakukan sejumlah langkah-langkah demi memajukan bank daerah.

“Adapun menurut hemat kami langkah-langkah yang harus dilakukan seperti, Bank Banten harus lepas dari PT. BGD (Banten Global Development). Artinya, Bank Banten harus berdiri sendiri dan langsung antara pemprov dengan Bank Banten,” jelasnya.

Langkah berikutnya, menurut Aliga, Bank Banten harus melakukan perombakan atau penggantian direksi secara menyeluruh, terutama pada tataran top management.

“Sudah lama ada kekosongan salah satu direktur di Bank Banten yaitu direktur kepatuhan. Jadi ada satu direktur yang double job di bank tersebut. Ini pun tidak dibenahi. Padahal direktur kepatuhan ini sudah kosong kurang lebih tiga tahun,” ujarnya.

Aliga menuturkan, langkah selanjutnya Bank Banten harus menutup cabang-cabang yang tidak produktif di luar daerah. Hal ini dilakukan  untuk mengurangi biaya operasional. Bank Banten juga harus bisa merubah citra yang sempat pudar dari nasabah, salah satunya dengan melakukan new branding atau lainnya.

“Bank Banten harus bisa menarik keyakinan dari kabupaten/kota yang ada di Provinsi Banten yang hingga kini belum berhasil yang dilakukan oleh pihak bank. Dan masih banyak lagi, yang dasarnya dulu Bank Banten harus benahi diri, terutama kompetensi pegawai,” tuturnya.

“Kami melihat apabila dasarnya tidak dibenahi, akan ada proses hukum yang besar pada Bank Banten. Sehingga apabila ada proses hukum yang besar pada Bank Banten, kapan Bank Banten bisa maksimal dan kapan Bank Banten bisa hadir untuk rakyat banten,” sambungnya.

Selain itu, ditambahkan Aliga, pihaknya juga meminta kepada Pemprov Banten agar lebih memperhatikan Bank Banten. Terutama dari sisi pembenahan manajemen bank.

“Pemprov harus lakukan penggantian jajaran direksi yang dianggap tidak kompeten. Agar nasabah menjadi yakin kepada bank yang jadi kebanggaan masyarakat. Serta membuka kepada publik apa yang menjadi terjadinya rush di Bank Banten waktu kemarin. Apakah memang benar rush atau memang ada faktor lain selain itu. Sehingga penyetaraan modal Rp1,55 triliun bisa efektif dalam pemulihan dan perbaikan bank ke depannya,” ucapnya.

Sejauh ini, kata Aliga, masyarakat Banten masih percaya besar kepada Bank Jabar Banten (BJB). Hal ini bisa dilihat sebagian besar pemerintah kabupaten/kota bekerja sama dengan BJB.

“Jangan jadi alasan bahwa BJB sudah lama, tapi Bank Banten harusnya bisa lebih membangun keyakinan dari nasabah yang sebelumnya sempat pudar. Kerja keras lagi, dan bukan pencitraan yang dibangun. Tapi pembuktian yang lebih penting,” pungkasnya.

Terkait hal ini belum ada tanggapan dari Manajemen Bank Banten.

(Mir/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini