Beranda Sosial Bandara Soekarno-Hatta Salurkan CSR, Bedah 10 Unit Rumah

Bandara Soekarno-Hatta Salurkan CSR, Bedah 10 Unit Rumah

Nenek Hanifa (70) warga Kampung Rawa Jati RT 02/RW 04, Desa Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang mendapatkan CSR bedah rumah dari Bandara Soekarno-Hatta

KAB. TANGERANG – Nenek Hanifa (70) warga Kampung Rawa Jati RT 02/RW 04, Desa Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang bisa tersenyum lebar sediakala. Lantaran rumah miliknya yang ludes terbakar beberapa bulan lalu, kini akan dibangun kembali.

Bangunan rumah tersebut diketahui memakai biaya dari PT Angkasa Pura II (persero) Bandara Soekarno-Hatta melalui program CSR (Corporate Social Responsibilty).

Manager Community Deveploment Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, Yudi M.A mengatakan jika pada tahun 2020 ini pihaknya membedah rumah warga sekitar kawasan Bandara sebanyak 10 unit. Salah satunya yakni rumah nenek Hanifa warga desa rawa rengas.

“Kami menunaikan salah satu program CSR binaan lingkungan pada tahun 2020 dimana melaksanakan bedah rumah warga sekitar bandara yang tidak layak huni sebanyak 10 unit. Dan itu dibagi dua wilayah, yaitu Kota Tangerang 5 unit dan Kabupaten Tangerang 5 unit, salah satunya rumah nenek Hanifa itu,” ujar Yudi saat berbincang dengan BantenNews.co.id, Minggu (22/11/2020)

Dibeberkan Yudi, bahwa rumah yang dibedah ini mulai dikerjakan dari awal pembangunan. Jika dikalkulasikan secara nominal yaitu sekitar Rp80 juta setiap rumah.

“Kami anggarkan setiap rumah yang dibedah sekitar Rp80 juta. Dan pembangunan rumah itu mulai dari tahap awal sampai akhir. Dari 10 unit sudah ada yang dalam tahap pengerjaan masing-masing berukuran 5×6 meter,” pungkasnya.

Sementara itu, Nenek Hinifa (70) merasa bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh perusahaan BUMN tersebut. Sebab, dibalik musibah terdapat hikmah yang diberikan maha kuasa, dimana rumah yang dahulu berdinding bilik mudah terbakar, kini akan layak ditempati.

“Makasih banyak buat Bandara Soetta yang udah mau bantu saya dan keluarga untuk memperbaiki rumah saya yang udah tidak ada karena terbakar bulan-bulan kemarin,” kata Hanifa sambil menetaskan air mata.

Hanifa mengaku, selama tiga bulan hidup mengontrak bersama suami dan anak semata wayangnya. Itupun, sesekali kontrakannya pernah dibayarkan oleh dermawan.

“Saya ngontrak udah tiga bulan pak. Uang ga menentu punya, kontrakan dibayarin sama orang para tetangga patungan,” ucapnya

(Ren/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini