SERANG – Atlet tinju Alexandria Warman meninggal dunia di asrama Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga (PPLP) Banten, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, pada Jumat (17/10/2025) lalu sekira pukul 23.00 WIB.
Berdasarkan informasi, Alexandria mengembuskan napas terakhir di kamarnya setelah beraktivitas seperti biasa. Padahal pada pukul 20.30 WIB sebelumnya, Alexa sempat berbincang dengan orangtuanya melalui video call. Alexa meminta dijemput di Stasiun Rangkasbitung kepada sang Ibu. Orangtuanya tidak curiga kondisi kesehatan Alexa akan menurun.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
Salah satu sumber yang mengetahui kejadian itu menceritakan kepada BantenNews.co.id bahwa Jumat sore, Alexandria masih mengikuti latihan seperti biasanya. Namun, ia terlihat lemas dan tidak sanggup menyelesaikan sesi latihan.
Melihat kondisinya semakin lemah, rekan-rekan sesama atlet membantu Alexandria naik ke kamarnya di lantai dua agar bisa beristirahat. Malam harinya, sekitar pukul 23.00 WIB, Alexandria tiba-tiba kejang. Napasnya tersengal-sengal dan tubuhnya menegang.
Beberapa atlet segera memberi pertolongan pertama, tetapi mereka kesulitan karena tidak menemukan obat-obatan atau tabung oksigen di asrama. “Mukanya sudah pucat, badannya kaku, dan napasnya terengah-engah,” ujar salah satu saksi yang enggan disebut namanya.
Sejumlah atlet lain berlari mencari bantuan dengan mendatangi pengurus asrama dan satpam di gerbang. Namun, saat itu tidak ada pengurus di lokasi, sedangkan satpam tampak kebingungan saat diminta membantu membawa Alexandria ke rumah sakit.
Akhirnya, beberapa atlet berinisiatif membawa Alexandria ke Rumah Sakit Fatimah menggunakan mobil asrama. Setibanya di sana, dokter menyatakan Alexandria sudah meninggal dunia.
Tak lama setelah itu, seorang pengurus PPLP datang ke RS Fatimah dan meminta para atlet agar tidak menyebarkan kabar tersebut ke publik. Atlet yang berada di kamar Alexandria juga menemukan obat keras yang diduga milik Alexandria. Obat itu bernama furosemide, yang berfungsi mengeluarkan cairan dari tubuh.
“Orangtua Alexandria baru tahu anaknya meninggal sekitar tiga jam kemudian. Mereka mendapat kabar dari atlet lain. Jenazah kemudian dimakamkan di rumahnya di Tangerang Selatan pada Sabtu (18/10/2025),” ujar sumber tersebut.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Banten, M. Syaukani membenarkan bahwa Alexandria meninggal di asrama PPLP. Namun, ia menegaskan pengurus PPLP ada di lokasi dan dua di antaranya memberikan pertolongan pertama serta membawa Alexandria ke RS Fatimah.
“Tidak benar kalau Alexa ditekan untuk diet,” tegas Syaukani.
Alexa sendiri sejak 9 Oktober 2025 lalu tidak masuk dalam tim atlet POPNAS yang akan bertanding. “Jadi tidak ada alasan untuk menganjurkan berlatih secara keras apalagi untuk diet.”
Terkait keterbatasan peralatan medis, Syaukani menjelaskan alat-alat tersebut disimpan di kantor UPT PPLP, bukan di asrama. Karena itu, petugas membutuhkan waktu untuk mengambilnya ketika Alexandria membutuhkan pertolongan cepat.
Menurut Syaukani, Alexandria sudah meninggal sebelum sampai di rumah sakit sehingga dokter tidak bisa menentukan penyebab pasti kematiannya.
“Kami tidak bisa menyimpulkan penyebab kematiannya karena itu ranah medis. Namun yang jelas, Alexa tidak sedang latihan berat atau bertanding,” ujarnya.
Penulis : Audindra Kusuma
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd
