KAB. SERANG – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang memperketat pengawasan terhadap hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha.
Pengawasan dimulai sejak Senin pekan ini dan akan berlangsung hingga hari pemotongan. Termasuk di lokasi-lokasi penyembelihan seperti masjid dan lapak-lapak hewan kurban di 29 kecamatan.
“Kita tetap melakukan pengawasan sampai hari H, baik di masjid maupun lapak hewan kurban,” kata Sekretaris Dinas DKPP Kabupaten Serang, Yuli Saputra, kepada BantenNews.co.id, Selasa, (27/5/2025).
Dari hasil pemeriksaan sementara, lanjut Yuli, DKPP mencatat sebanyak 17 ekor sapi dan 10 ekor domba terindikasi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Data ini berdasarkan laporan terakhir, dan masih kita dalami,” ujar Yuli.
Menurut dia, temuan tersebut masih menunggu konfirmasi hasil uji laboratorium yang dilakukan bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten.
“Gejala yang terlihat adalah luka di bagian kuku, bahkan ada satu ekor yang kukunya copot. Tapi untuk memastikan apakah benar PMK, kita cek juga kondisi mulut hewan, karena itu salah satu indikator penting,” jelasnya.
Kata Yuli, DKPP telah melakukan langkah awal dengan memberikan obat-obatan kepada lapak yang hewannya terindikasi PMK.
“Kami juga tengah menelusuri asal-usul hewan, khususnya sapi. Untuk domba, informasi dari pedagang, berasal dari Lampung,” ujarnya.
Yuli menyebut dua lokasi yang ditemukan sapi terindikasi PMK berada di Kecamatan Kramatwatu dan Ciruas.
“Hari ini kami turunkan dokter hewan untuk cek langsung dan ambil sampel uji lab,” katanya.
Sebagai tindakan pencegahan, hewan-hewan yang sakit telah dikarantina. “Kami juga sudah mengimbau pemilik lapak agar tidak menjual hewan yang sakit. Biasanya masyarakat juga enggan membeli hewan yang tidak sehat, karena tidak memenuhi syarat kurban,” ucapnya.
Langkah ini, lanjut Yuli, penting untuk mencegah penularan ke peternak lokal. “Kami ingin menghindari penyebaran penyakit ke ternak-ternak lokal yang sehat,” katanya.
Ia menambahkan, tahun ini terjadi peningkatan jumlah lapak dan volume hewan kurban dibanding tahun sebelumnya.
“Kalau sebelumnya hanya dua shaf, sekarang bisa empat. Tapi kami masih akan hitung totalnya nanti mendekati hari H,” ucap Yuli.
Mayoritas hewan kurban yang beredar di Kabupaten Serang, menurut dia, berasal dari luar daerah.
“Untuk lokal, khususnya sapi, domba, dan kambing, masih belum mencukupi. Sementara kerbau memang banyak, tapi yang dijadikan hewan kurban kebanyakan dari luar daerah,” tukasnya.
Penulis: Rasyid
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd