LEBAK – Keluarga pasien di Rumah Sakit Kartini, Rangkasbitung, mengamuk karena tidak puas dengan pelayanan yang diduga telah menelantarkan pasien, Senin (1/12/2025).
Budi, suami pasien, mengatakan bahwa ia membawa istrinya ke rumah sakit tersebut karena mengalami keluhan asam lambung.
“Ketika istri saya sampai di rumah sakit, pihak rumah sakit tidak memberikan penanganan apa pun,” kata Budi saat ditemui, Senin (1/12/2025).
Ia menjelaskan, istrinya yang sedang hamil tujuh bulan itu dibawa pihak keluarga setelah terus-menerus mengeluhkan sakit di bagian lambung. Namun, pihak rumah sakit disebut menolak memberikan pelayanan dengan alasan ruang perawatan sedang penuh.
“Saya mengerti kalau ruangan penuh, tapi kan sebaiknya pasien tetap mendapatkan penanganan awal,” ujarnya.
Menurut Budi, akibat tidak adanya pelayanan tersebut, ia sempat adu mulut dengan petugas rumah sakit.
“Setelah adu mulut cukup panjang, akhirnya istri saya dicek tensi, suhu, dan pemeriksaan awal lainnya, tapi dilakukan di mobil. Padahal itu yang dari tadi saya minta. Jangan langsung bilang ruangan penuh dan istri saya dibiarkan begitu saja,” ungkapnya.
Budi menambahkan, setelah kejadian tersebut ia memutuskan memindahkan istrinya ke Rumah Sakit Adjidarmo Rangkasbitung.
“Saya kecewa dengan pelayanan Rumah Sakit Kartini yang menurut saya tidak memprioritaskan pasien,” imbuhnya.
Sementara itu, kuasa hukum Rumah Sakit Kartini, Acep Saepudin menyampaikan bahwa menurut laporan petugas yang berjaga, pasien tidak memenuhi salah satu kriteria kegawatdaruratan dan tidak menunjukkan tanda-tanda hendak melahirkan.
“Intinya, pihak IGD sudah melakukan pemeriksaan. Hasilnya, tidak ditemukan kondisi gawat darurat sesuai ketentuan BPJS,” kata Acep saat dihubungi, Selasa (2/12/2025).
Ia menjelaskan bahwa setelah pemeriksaan awal dilakukan, petugas menyimpulkan pasien belum memenuhi syarat untuk masuk IGD. Menurutnya, pasien juga telah diberikan edukasi terkait hal tersebut.
“Pihak rumah sakit bukannya tidak menangani, tetapi memang pasien belum memenuhi syarat untuk masuk IGD,” ujarnya.
Penulis : Sandi Sudrajat
Editor : TB Ahmad Fauzi
