KAB. TANGERANG – Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dibuat kesal lantaran mendapat buah-buahan busuk dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Program Keluarga Harapan (PKH).
Kejadian memalukan tersebut diketahui saat KPM asal Desa Gempol Sari yang bernama Suryanah (47) mengambil bantuan BPNT-PKH di rumah ketua kelompok. Ia tidak menyangka buahan yang diterimanya sudah busuk.
“Saya dapat BPNT terus jeruknya busuk, telurnya cuma ada 13 butir, biasanya jeruknya tidak busuk, telurnya juga ada 17 atau 16 butir, tapi kali ini kenapa bisa seperti ini,” kesal Suryanah sata dikonfirmasi wartawan, Sabtu (12/12/2020).
Seorang janda paruh bayah ini mengaku sangat kesal kepada pengurus BPNT Desa Gempol Sari, sebab bantuan yang diterimanya tidak sesuai untuk dikonsumsi manusia, ia meminta kepada instansi terkait agar bergerak cepat untuk memberi peringatan kepada pengurus BPNT yang nakal.
“Terus terang saya sangat kecewa sekali, karena ini buahan sudah busuk yang sepantasnya untuk binatang bukan buat saya, kalau bisa semua petugasnya diberikan peringatan, supaya tidak lagi beri buahan busuk kepada manusia,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua kelompok BPNT Desa Gempol Sari, Acung merasa tidak mengetahui bantuan KPM sudah ada yang tidak layak konsumsi. Dirinya menyebut bantuan yang diberikan untuk KPM bernama Suryanah diambil dari ketua kelompok di Desa Kedaung.
“Kalau bantuan saya ambilnya di Kedaung sudah dibungkus sama plastik, jadi saya tidak tahu kalau buahannya ada yang sudah busuk, kalau memang saya tahu ada buah yang busuk tidak mungkin saya berikan ke KPM,” ujarnya.
Senada, Koordinator Kecamatan (Korcam) Sepatan Timur, Basarudin mengatakan apa yang dibilang Acung diklaim benar, karena bantuan untuk KPM BPNT tidak terlihat oleh mata. Dirinya menilai tidak menyalahkan sepenuhnya kepada ketua kelompok.
“Bantuannya didrop di Kedaung, lalu dikirim ke Gempol Sari, apa yang disampaikan Acung itu betul, barang semuanya sudah dibungkus, jadi ketua kelompok tidak tahu ada buah yang sudah busuk didalam bungkusan,” ujarnya.
Menurut Basar, dalam program BPNT sangat dibutuhkan adanya peran penting ketua kelompok di setiap desa, yang dimana warganya mendapat bantuan BPNT, dan dirinya berjanji akan menegur keras bilamana ada penyuplai atau ketua kelompok yang nakal terhadap bantuan KPM.
“Peran ketua kelompok, bila ada aduan KPM, bisa disampaikan ke pendamping, ini jadi catatan buat kita, apakah supplier kirim buah busuk, atau rusak di jalan, atau juga kelamaan disimpan ketua kelompok, bila ada supplier kirim buah busuk, atau ketua kelompok ambil barang bantuan, saya akan non aktifkan,” pungkasnya.
(Ren/Red)