SERANG – Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi akibat luruhnnya dinding rahim bagian dalam yang banyak mengandung pembuluh darah dan juga sel telur yang tidak dibuahi.
Ketika sel telur tidak dapat dibuahi itu, menyebabkan lapisan dinding rahim menebal dan menjadi luruh, dan akhirnya mengeluarkan darah melalui reproduksi wanita. Biasanya, wanita Indonesia mengalami menstruasi sejak usia 11-14 tahun.
Ketika menstruasi terjadi, terkadang banyak orang menspekulasikasikan bahwa wanita tersebut akan menjadi lebih sensitif dan emosional. Apakah benar?
Berikut alasan mengapa wanita lebih emosional saat menstruasi ketimbang hari biasa.
1. Efek Menstruasi
Ketika menstruasi, tubuh wanita akan mengalami perubahan. Pada hari pertama, menstruasi kadar hormon estrogen dan progesteron berada pada kadar yang paling rendah. Hal ini menyebabkan wanita mengalami kram atau sakit di sekitar perut, pinggang, dan pinggul.
Maka tidak heran jika wanita sering mengeluhkan rasa sakit kram, pusing, atau mual ketika hari 1-3 menstruasi.
2. Hormon
Ternyata, kadar hormon estrogen yang terjadi ketika menstruasi menjadi hal utama alasan mengapa wanita menjadi lebih sensitif lho.
Kondisi saat fase ovulasi atau lepasnya sel telur, hormon estrogen dalam tubuh akan memicu kontraksi di rahim agar lapisan rahim terkikis dan dikeluarkan menjadi darah menstruasi.
Efek pada hormon estrogen inilah dapat memengaruhi produksi sekaligus efek dari endorphin jika dihubungkan dengan suasana hati. Hal ini menjadikan wanita lebih sensitif serta sangat mudah mengalami suasana hati atau mood.
Selain karena menstruasi, kecemasan, stress, dan depresi ketika menstruasi juga berpengaruh terhadap naik turunnya kadar hormon estrogen dalam tubuh.
Jadi, tidak semua wanita yang mengalami menstruasi dapat dikatakan ‘moody’.
(Tra/Alf/Red)