Beranda Pendidikan Wacana AI Masuk Kurikulum, Kabupaten Serang Masih Terkendala Sarana dan SDM

Wacana AI Masuk Kurikulum, Kabupaten Serang Masih Terkendala Sarana dan SDM

Kusrinawati. (Rasyid/bantennews)

KAB. SERANG -Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan coding akan menjadi bagian dari kurikulum sekolah mulai semester ajaran baru 2025/2026. Coding dan AI, bukan termasuk mata pelajaran wajib, melainkan mata pelajaran pilihan.

Diketahui, keduanya akan menjadi mata pelajaran pilihan mulai kelas 5 Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Di Kabupaten Serang, wacana penerapan coding dan kecerdasan buatan (AI) tersebut telah bergulir. Namun kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia, dan akses digital menjadi tantangan besar yang dihadapi.

“Kalau kita menunggu arahan resmi dari kementerian, tentu masih dalam proses. Tapi arah kebijakan sudah jelas, yaitu transformasi digital. Hanya saja, untuk pelaksanaan teknisnya, kita belum sepenuhnya siap,” ujar Kusrinawati, Koordinator Kurikulum dan Penilaian SD di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, Jumat (23/5/2025) kemarin.

Kusrinawati mengatakan, dalam program tersebut, kebutuhan paling mendasar yang perlu disiapkan ialah peningkatan kompetensi guru.

“Banyak guru selama ini hanya sebagai pengguna teknologi. Untuk mengajarkan coding dan AI, mereka harus paham konsepnya lebih dalam, dan ini butuh pelatihan intensif,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, meski sejumlah sekolah telah mendapatkan bantuan fasilitas digital penunjang, namun proses pendistribusiannya hingga kini belum merata dan keterbatasan askes sinyal internet.

“Memang sudah ada bantuan Chromebook dari pusat, tapi belum semua sekolah mendapatkannya. Apalagi sekolah-sekolah di daerah pelosok yang sinyal internetnya pun masih lemah,” jelasnya.

Ia menekankan, pembelajaran coding dan AI tidak bisa hanya diberikan secara teoritis.

“Tanpa praktik langsung, pembelajaran itu tidak akan efektif. Sama aja bohong, tapi praktik membutuhkan perangkat, koneksi internet, dan tenaga pengajar yang kompeten. Ini belum kita miliki secara menyeluruh,” katanya.

Baca Juga :  Lulusan STAI l-STKIP Babunajah Diharapkan Bisa Berkontribusi Pada Pembangunan Pandeglang

Lebih jauh Rina menyampaikan, pada jenjang SMP, pembelajaran informatika memang sudah berjalan, namun masih bersifat umum dan teoritis.

Sementara di SD, lanjut dia, pengenalan konsep komputasional dinilai lebih ideal dimulai dari kelas 4 hingga 6 SD.

“Namun untuk benar-benar menerapkan coding dan AI, kita butuh kesiapan bertahap. Tidak bisa sekaligus,” ucapnya.

Minimnya tenaga pendidik dengan latar belakang teknologi informasi juga menjadi kendala. Ia menyebut banyak sarjana komputer yang secara nyata tidak memilih profesi menjadi guru.

“Kami berharap ada guru berlatar belakang sarjana komputer (S.Kom), tapi realitanya sangat sedikit yang memilih profesi guru. Akibatnya, pelatihan tambahan untuk guru-guru SD dan SMP menjadi keharusan,” ujar Kusrinawati.

Lebih jauh, kendala lainnya datang dari sisi peserta didik. Di siswa dan sekolah dasar, belum memiliki perangkat pribadi. “Rata-rata hanya meminjam HP orang tua. Ini harus jadi perhatian. Jangan sampai siswa hanya sekadar tahu aplikasi, tapi tidak memahami proses di baliknya,” paparnya..

Kendati begitu, Rina mengklaim Dindikbud kabupaten Serang menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan teknologi pendidikan, namun juga realistis terhadap kondisi di lapangan yang memerlukan bantuan dari pihak luar.

“Jumlah SD di Kabupaten Serang mencapai 741 sekolah. Untuk menghadirkan pelatihan AI dan coding ke semua guru, kita butuh dukungan lebih besar dari berbagai pihak,” pungkasnya.

Penulis: Rasyid
Editor: TB Ahmad Fauzi

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News