Beranda Artis Tsunami Selat Sunda yang Dialami Seventeen Band Bakal Difilmkan

Tsunami Selat Sunda yang Dialami Seventeen Band Bakal Difilmkan

Tiga unit mobil menghantam sebuah rumah akibat tergerus gelombang tsunami, di Cinangka, Serang, Banten. (Qizink/bantennews)

SERANG – Tragedi tsunami di Selat Sunda yang menimpa grup band ‘Seventeen’ di Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang akan segera difilmkan. Hal itu bertujuan untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban yang ditinggalkan.

Film tersebut diberi tajuk ‘Kemarin’. Film yang digarap oleh Upie Guava itu adalah film bergenre dokumenter drama di bawah rumah produksi Mahakarya Pictures.

“Gue nggak merasa bikin film sebenarnya. Tapi difilmkan ya. Karena dokumenter gitu ya. Kayak nggak percaya sih. Maksudnya hard to believe gitu. Kok yang difilmin yang anak-anaknya udah nggak ada. Temen-temenku, sahabat-sahabatku. Saudara-saudaraku,” ujar Ifan ‘Seventeen’ saat perilisan film ‘Kemarin’ di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (29/10/2019).

Film tersebut dibuat dari beberapa video yang sering diambil oleh personel ‘Seventeen’ dalam setiap acara. Nantinya, ‘Kemarin’ akan mengangkat kisah ‘Seventeen’ hingga ketiga personelnya, Herman Sikumbang, Andi dan Bani kehilangan nyawa.

Hingga saat ini pun, Ifan ‘Seventeen’ masih tak percaya atas kejadian perih 22 Desember 2018 itu yang juga merenggut nyawa istrinya, Dylan Sahara.

“Ya kadang-kadang kalau kita lihat pas syuting gitu ya. Flashback lihat footages-footages video anak-anak kemarin pas kita lagi manggung itu kayak ‘ya Allah, kok jadi difilmin sih. Kok nggak sama gue sih ngebrief nya’. Masih banyak rasa tersakiti,” kata pria bernama asli Riefian Fajarsyah itu seperti dilansir detik.com.

“Pas preview filmnya semua nangis bukan hanya kesedihan tapi kengerian. Mimpi buruk aja nggak nyampe seburuk itu, nggak sampai harus kehilangan istri atau suami. Ngeri banget kan nonton teaser apalagi preview yah,” ia menandaskan.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniĀ