SERANG – Puluhan truk urukan tanah kian padat melintas di jalan Syeh Nawawi Al Bantani, Kota Serang, Banten. Jalur yang banyak dilalui yakni dari pintu keluar Tol Serang Timur, Jalan Raya Jakarta, ke arah Palima hingga Baros – Pandeglang.
Truk-truk besar itu membawa tanah urukan. Tak jarang pengemudi ugal-ugalan untuk mendahului kendaraan yang berada di bagian depan.
Tidak hanya itu, truk urukan tanah juga kerap terlihat berderet dua baris menutup sebagian jalan utama. Pantauan di Jembatan Aria Wangsakara, Bogeg, Cipocok Jaya, Kota Serang, material tanah dari bagian belakang bak truk berceceran hingga mengotori jalan. “Selain mengganggu pemandangan akses menuju jembatan, juga membahayakan pengguna jalan,” kata Doni pengendara roda dua yang berada di lokasi, Sabtu (11/2/2023).
Dikatakan Doni, tak jarang pengendara motor melakukan rem mendadak karena bahu jalan digunakan untuk parkir dua kendaraan berukuran besar hingga menghabiskan setengah badan jalan. “Apalagi kalau malam kan gelap, kalau sudah parkir dua baris hampir setengah jalan tertutup habis,” kata dia.
Ceceran tanah urukan yang tersiram hujan, ia menambahkan membuat jalan licin dan berbahaya. “Kalau naik motor rem, apalagi rem depan pasti jatuh. Soalnya tanah merah kena hujan kan licin banget,” ujarnya.
Sebelumnya, Dishub Provinsi Banten pernah melarang truk parkir di bahu jalan. Namun hal itu kembali terulang. Ditlantas Polda Banten yang juga pernah melakukan razia terhadap truk overdimension overloading (ODOL) tak kedengaran lagi.
Kepada awak media, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Tri Nurtopo mengatakan pihaknya harus didampingi oleh kepolisian jika harus menindak truk-truk tersebut. Selain itu, pihaknya tidak bisa langsung menyimpulkan truk tersebut kelebihan muatan atau ODOL. (Don/You/Red)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
