LEBAK- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)Kabupaten Lebak, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Bupati Lebak, Jumat (12/8/2022).
Aksi unjuk rasa tersebut merupakan bentuk keresahan dan keluhan warga Lebak, khususnya yang berada di Jalan Raya Rangkasbitung-Cimarga terhadap truk-truk yang mengangkut pasir basah dan melebihi tonase.
Korlap aksi, Haetami Akbar mengatakan, dengan beroperasinya truk yang bermuatan pasir basah tersebut membuat jalan menjadi licin, dan juga jalan menjadi kotor karena dipenuhi lumpur pasir dan berdampak kepada kerusakan jalan.
“Dengan beroperasinya truk pasir basah tentunya akan membuat kerusakan jalan. Yang seharusnya usia jalan itu bisa sampai 5 tahun, akan tetapi dengan sering dilintasinya oleh truk yang melebihi tonase maka jalan tersebut hanya bertahan dalam waktu 6 bulan saja,” kata Haetami dalam orasinya.
Ia menjelaskan, dengan dibiarkannya truk-truk pasir basah yang melebihi tonase beroperasi, ini justru bertentangan dengan fakta integritas yang telah di tanda tangani pada saat rapat dengar pendapat dengan DPRD, Dinas Lingkungan Hidup, Dishub, Satpol PP serta Dinas PUPR Lebak.
“Dalam hal ini seharusnya Dishub Lebak bisa tegas dengan menindak tegas truk angkutan pasir basah yang over tonase melintas di Jalan Raya Rangkasbitung-Cimarga,” ujarnya.
Maka dari itu, GMNI Lebak menuntut kepada Pemerintah Kabupaten Lebak untuk segera melakukan penertiban terhadap truk-truk pasir yang sangat mengganggu pengguna jalan, dan berpotensi besar terhadap kerusakan jalan.
“Dishub Lebak dan Satlantas Polres Lebak harus berani menindak tegas truk pasir basah yang over tonase yang berani beroperasi. Dan Bupati Lebak juga harus segera membentuk Satgas pengawasan dan penertiban truk pasir yang melanggar aturan,” ucapnya. (San/Red).
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
