SERANG – Puluhan sopir angkutan kota (angkot) rute Palima–Cinangka menggelar unjuk rasa di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Curug, Kota Serang, Senin (27/10/2025).
Mereka memprotes beroperasinya layanan Trans Banten yang dinilai menyebabkan pendapatan mereka menurun.
Android BantenNews.co.id
Download di Playstore. Baca berita tanpa iklan, lebih cepat dan nyaman lewat aplikasi Android.
Puluhan sopir yang tergabung dalam Komunitas Palka (Palima-Cinangka) menagih janji Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banten Tri Nurtopo yang saat aksi 15 Oktober lalu menjanjikan pertemuan dengan Gubernur Banten, Andra Soni.
“Namun sampai hari ini tidak dipertemukan, ini menjadi bentuk kekecewaan para sopir. Ini menjadi bentuk tidak komitmennya pemerintah terhadap masyarakat,” kata koordinator aksi, Geri Wijaya.
Para sopir kemudian diajak beraudiensi di kantor Dishub Banten dengan tuntutan agar Trans Banten bisa dihentikan. Jika penghentian tidak dimungkinkan, para sopir meminta agar dilibatkan dalam pengelolaan Trans Banten.
“Bagaimana pelibatan aktif sopir dari pengelolaannya kah, atau memang bersinergi antar organda (organisasi angkutan darat) begitu kan karena mereka (pemerintah) punya kuasa penuh,” katanya.
Menurut Geri, sejak diresmikannya Trans Banten pada awal Oktober 2025 lalu, pendapatan para sopir berkurang drastis dari yang awalnya sehari bisa menghasilkan Rp350 ribu, kini hanya bisa mendapatkan uang sekitar Rp60-150 ribu.
Mereka juga sempat meminta agar jam operasional Trans Banten diatur hanya dari pukul 07-00 WIB sampai 17.00 WIB.
Namun, kata Geri, jam operasional yang sempat disepakati kerap dilanggar karena Trans Banten masih terlihat beroperasi hingga pukul 18.30 WIB malam.
Hasil pertemuan di Dishub Banten hari ini dinilai Geri mengecewakan karena Kepala Dishub tidak bisa memfasilitasi dia dan kawan-kawannya bertemu Gubernur Banten Andra Soni.
“Apa yang kami sampaikan harusnya disampaikan kepada Gubernur karena yang memiliki kebijakan penuh atas Trans Banten ini,” ucapnya.
Geri dan sopir lainnya akan kembali membuat surat permohonan bertemu Andra Soni pada Rabu 29 Oktober 2025 mendatang. Apabila masih tidak bisa bertemu, ia mengancam akan melakukan aksi besar-besaran.
“Kalau tidak digubris maka kami akan datang ke Pendopo Gubernur Banten dengan eskalasi massa yang jauh lebih besar,” ujarnya.
Kepala Dishub Provinsi Banten, Tri Nurtopo menjelaskan, pada aksi 15 Oktober lalu dirinya memang memberikan dua janji kepada para sopir angkot.
Pertama, terkait evaluasi jam operasional Trans Banten, dan kedua, perihal rencana pertemuan dengan Gubernur Andra Soni.
Tri menyebut, sehari setelah aksi tersebut, pihaknya langsung menindaklanjuti dengan mengubah jam operasional Trans Banten. Jika sebelumnya dimulai pukul 06.00 WIB, kini bergeser menjadi pukul 07.00 WIB, sementara waktu berakhirnya tetap pada pukul 17.00 WIB.
Mengenai keluhan para sopir yang mengatakan Trans Banten masih beroperasi hingga pukul 18.30 WIB, jika memang ada maka ia akan langsung melakukan teguran.
“Tapi kami klarifikasi kepada teman-teman enggak ada tapi ya oke, lah nanti kami tegur. Tapi kalau menutup Trans Banten ya enggak mungkin lah,” ujarnya.
Sedangkan mengenai pertemuan dengan Andra Soni, Tri mengklaim sudah menyampaikannya tapi belum menerima jawaban mengenai jadwal pertemuan.
Kemudian mengenai permintaan keterlibatan sopir dalam operasional Trans Banten, Tri menuturkan para sopir tidak bisa menjawab mengenai konsep keterlibatan yang dimaksud.
Dirinya bahkan menyarankan mereka membentuk koperasi karena aturannya kini angkutan umum hanya bisa dikelola oleh badan hukum.
“Maksud saya makanya bentuk lah koperasi nanti kami bantu mungkin kemudahan-kemudahan kalau bentuknya koperasi, nah tak tawarkan bentuk aja sendiri nanti kami bantu validasi tapi alasannya iurannya lah, kan untuk situ kan urusan situ sendiri tentukan sendiri,” ujarnya.
Meski baru memiliki dua armada, Tri mengungkapkan, Trans Banten saat ini diminati masyarakat karena kepastian mengenai jadwal keberangkatan serta pelayanan yang baik.
“Orang nyari (angkutan umum) mahal pun sekarang yang dicari nyaman dan kepastian waktu,” ucapnya.
Penulis : Audindra Kusuma
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd
