LEBAK– Memasuki sapruh bulan Ramadan, warga Lebak menggelar tradisi qunutan.. Biasanya warga yang merayakan qunutan membuat ketupat serta memasak lauk yang dianggap istimewa dari mulai opor, semur dan lain sebagainya.
Dini Anggraeni (30) warga Cibadak, Lebak, mengatakan, tradisi Qunutan adalah sebagai bentuk syukur setelah melewati separuh puasa.
Ia menjelaskan, hampir semua warga di daerahbya setiap qunutan selalu menyiapkan ketupat untuk dinikmati dalam menu buka puasa.
“Selain untuk berbuka puasa, ketupa-ketupat dari rumah warga dibawa ke masjid. Setelah salat tarawih, semua warga berkumpul dan berdoa, setelah itu baru ketupat-ketupat tersebut dibagikan kepada warga yang ikut berkumpul dan berdoa di masjid,” ucapnya, Kamis (6/4/2023).
Ia menambahkan, untuk tetap menjaga tradisi qunutan dan juga menjadi tantangan bagi masyarakat Lebak kedepan agar bisa berlaku arif kepada alam, karena bisa saja lama-lama keberadaan pohon kelapa mulai berkurang. Sebab, janur atau daun kelapa yang masih muda adalah bahan utama dalam pembuatan ketupat.
“Hal yang paling utama yakni regenerasi pembuat kerangka ketupat, mengingat banyak anak-anak muda di Lebak yang makin kesini banyak tidak bisa membuat kerangka Ketupat,” ujarnya. (San/Red).