Beranda Sosial Tokoh Adat Baduy Dalam Menangis Gunungnya Dirusak Penambang Emas

Tokoh Adat Baduy Dalam Menangis Gunungnya Dirusak Penambang Emas

Tangkapan layar warga Baduy

SERANG – Video berisi curahan hati dan keresahan masyarakat adat Kanekes atau yang lebih akrab disapa Baduy beredar luas. Dalam video berdurasi 03.44 detik tersebut dua tokoh masyarakat Baduy Dalam sedih karena terjadi eksploitasi alam penambangan emas di Gunung Liman.

Keduanya berpesan kepada pemerintah agar eksploitasi alam berupa Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di lingkungan Baduy Dalam segera dihentikan. Aktivitas tersebut dinilai akan merusak alam dan tak selaras dengan falsafah masyarakat Baduy yang berpegang pada kelestarian alam.

Dalam video tersebut, Ki Pulung mengaku resah dan sedih dengan penambangan emas. “Kami ieu ka amanatan (melestarikan dan menjaga Gunung Liman) ku Leluhur kami. Bisi Gunung kalebur (khawatir gunung hancur), Lebak rusak (lembah rusak), duit karabah,” kata Ki Pulung dengan nada sedih dalam video yang beredar luas.

Eksploitasi alam terjadi di sana berupa penebangan pohon, galian tanah berukuran besar, dan sumur-sumur galian yang merusak lingkungan sekitar.

Ia dan masyarakat Kanekes yang mendapat mandat leluhur untuk menjaga alam, menjadi sedih dengan peristiwa tersebut. Ia khawatir, kerusakan alam akibat tangan manusia akan berdampak merugikan bagi warga.

“Pemerintah kami ka amanatan ku leluhur-leluhur kami ayeuna kabuktian Gunung Liman minta tulung dijaga bener bener ku pamarentah. Kami ges kasesed ku karuhun. Ayena Gunung Liman sakali nu dirusak, eta menta ditutup bae ulah dilanjutkeun kita ka pamarentah,” ujar pilu Ki Pulung.

(Pemerintah kami diberi amanat oleh leluhur sekarang terbukti Gunung Liman minta tolong dijaga sebaik-baiknya oleh pemerintah. Kami sudah diamanati oleh Karuhun. Sekarang gunung Liman sudah dirusak. Kami minta aktivitas penambangan emas ditutup. Jangan dilanjutkan).

“Ka pamarentah desa, daerah menta ka amanan menta kalastarian anu dilarang seperti na kuagama bangsa umat manusia. Seperti na kami cepet dibantu ku pamarentah daerah atau desa tokoh tokoh oge. Masalah suku Gunung Liman aya tilu titik. Hiji perlindungan adat, kadua kasepuhan, tilu titaman nasional kudu pada ngajaga. Karena lamun alam teu dijaga bisa bencana alam, bencana alam eta moal aya untung na.”

“Kami nu katitipan moal bagus, lamun nyesel kaluar moal nagus jadi hayang alam dilestarikan bencana alam moal terjadi. Lamun larangan diruksak, resah agama jeng bangsa bisa lebih ti Corona. Iye mah titipan karena alam kudu diga ulah sarakah geus teu dijaga berarti geus te percaya ka alam. Kampung kitu keneh, daerah kitu keneh kami katitipan kasesel, lain keur gunakeneun kami tapi paku alam. Alam lamun dirusak genjleng ka kabeh moal aya untung. Usaha mah naon bae tapi anu dilarang menta diketatkeun.”

(You/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini