Beranda Nasional TKW Asal Kabupaten Serang di Arab Saudi Diduga Alami Penyiksaan

TKW Asal Kabupaten Serang di Arab Saudi Diduga Alami Penyiksaan

Ilustrasi TKI. (IST)

KAB. SERANG – Kasus dugaan penyiksaan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Serang kembali terjadi. Kali ini peristiwa malang itu menimpa Saminah, warga Desa Pagintungan, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten.

Dari informasi yang dihimpun, wanita berusia 50 tahun menginginkan pemerintah setempat membantu kepulangannya dari Timur Tengah. Hal itu lantaran dirinya tidak tahan sudah beberapa kali berganti majikan dan mendapat penyiksaan.

Saminah diketahui berangkat ke luar negeri pada 8 bulan lalu dengan menggunakan visa kunjungan atau biasa yang dikenal dengan visa ziarah. Ia diterbangkan oleh agensi yang berada di Jakarta melalui seorang calo yang mengaku berasal dari Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Banten.

Awalnya Saminah bekerja di Dubai, United Arab Emirates (UAE) sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) dan sempat beberapa kali berpindah majikan. Kemalangan berupa penyiksaan pun dimulai dari kejadian dirinya yang bergonta-ganti tempat kerja.

Kini Saminah bekerja di Arab Saudi. Namun ia sudah tidak kuat lagi dan meminta bantuan agar pemerintah turun tangan memulangkan dirinya.

Menanggapi hal itu, Analis Tenaga Kerja pada Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Banten, Budi Nurcahyo mengatakan pihaknya belum menerima laporan resmi dari keluarga Saminah terkait perkara tersebut. Meski demikian, BP3MI sudah berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Serang untuk melacak keberadaan dan kondisi Saminah.

“Kalau untuk PMI Saminah kami belum terima laporan langsung dari keluarga, hanya info saja dari Disnaker (Disnakertrans Kabupaten Serang-red),” ujarnya ketika dikonfirmasi BantenNews.co.id, Rabu (31/5/2023).

Sementara itu, Pengantar Kerja Muda Bidang Binapenta Disnakertrans Kabupaten Serang, Herry Supriatna menjelaskan pihaknya telah menindaklanjuti laporan terkait dugaan penyiksaan yang dialami Saminah. Tindaklanjut itu berupa mencari data PMI terkait pemberangkatan dan penempatan di Sistem SISKOP2MI atau SIAPKerja Kemenaker.

“Setelah ditelusuri ternyata tidak terdaftar (PMI Non Prosedural). Kami juga sudah berkoordinasi dengan BP3MI Banten melakukan penelusuran dan mencari informasi lebih detail lagi,” terang Herry.

Herry menambahkan pihaknya juga akan menelusuri sejak kapan Saminah mulai berangkat ke Timur Tengah hingga sponsor dan agensi yang menempatkannya. Hal itu dikarenakan Saminah berangkat secara ilegal sehingga datanya tidak terekam dalam sistem yang dibuat oleh Kemenaker.

“Mencari informasi lebih detail lagi seperti kapan yang bersangkutan berangkat bekerja ke Timur Tengah, sponsor yang memberangkatkannya, perusahaan penempatannya, termasuk nomor kontak ibu Saminah biar dapat berkomunikasi dan mendapatkan informasi,” kata Herry.

Kasus Saminah bukanlah yang pertama kali terjadi di Kabupaten Serang. Sebelumnya, ada kejadian serupa yang dialami oleh Juriyah, PMI asal Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang.

Juriyah merupakan PMI yang diberangkatkn secara ilegal pada 2020 silam ke Arab Saudi. Dalam videonya yang viral di media sosial, ia menangis meminta untuk dipulangkan lantaran seringkali mendapat kekerasan verbal dan non verbal.

Hal yang sama juga dialami oleh May Purbaningrum (31), PMI asal Desa Sukaratu, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten.

Dalam wawancara eksklusif BantenNews.co.id bersama May pada 18 Oktober 2021 lalu, ia menceritakan diberangkatkan ke Erbil, Irak secara non prosedural oleh Dewi, calo asal Sukabumi, Jabar pada 12 April 2021.

Enam bulan bekerja, dirinya mengalami kekerasan fisik berupa pemukulan, sering kali mendapat cacian dari majikannya, hingga membatasi pemakaian handphone. Tak hanya mendapat perilakuan tak menyenangkan, May juga dibebani kerjaan berlebih. Ia bekerja hampir menjelang subuh.

May yang sudah tidak kuat akhirnya meminta majikan untuk memulangkannya. Alih-alih memulangkan, sang majikan justru memarahinya dan memberikan obat pereda nyeri dan kondisi May masih saja kesakitan.

(Nin/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini