Beranda Uncategorized TKN : Salah Data Tidak Berarti Jokowi Bohong

TKN : Salah Data Tidak Berarti Jokowi Bohong

Presiden Joko Widodo - foto istimewa infopublik.id

SERANG – Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dituding berbohong lantaran menyampaikan data yang keliru saat Debat Pilpres kedua, belum lama ini. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf menegaskan, kesalahan data tidak bisa diartikan bahwa Jokowi berbohong.

“Misalnya melihat kebakaran hutan jangan dilihat tidak ada kebakaran sama sekali, tetapi apakah kebakaran hutan kita dikomplain oleh negara lain. Itu loh yang dilihat. Yang dikatakan Pak Jokowi tidak ada kebakaran hutan lagi artinya tidak ada kebakaran hutan yang sifatnya masif,” kata Wakil Ketua TKN Lodewijk Freidrich Paulus, Rabu (20/2/2019).

Jokowi pun sudah mengklarifikasi kesalahan data yang dia sampaikan sehari setelah debat. Jokowi meluruskan pernyataannya soal kebakaran hutan dan lahan, bahwa bukan tidak ada kebakaran selama tiga tahun terakhir, melainkan karhutla turun drastis sejak 2015 sampai 2018.

Lodewijk menguatkan pernyataan Jokowi bahwa turunnya angka kebakaran hutan lantaran sistem itu sudah terbangun secara sistematis, termasuk infrastruktur seperti alat pemadam kebakaran. Lebih dari itu penegakan hukum terhadap para pembakar lahan juga dilakukan selama hampir lima tahun Jokowi memimpin pemerintahan.

“Kita lihat tiga tahun terakhir apa Malaysia dan Singapura komplain ke Indonesia, sudah tidak ada kan? Nah itu lho melihatnya seperti itu. Jangan di sini ada kebakaran kecil, seakan-akan itu yang disebut kebakaran hutan. Jadi tdk benar jokowi bohong,” jelasnya.

“Orang sering tidak melihat konteksnya. Pembicaraan seperti apa dibawa ke konteks yang lain,” tegas Sekjen Partai Golkar itu.

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, berpendapat senada. Menurut Ujang, pertarungan Pilpres 2019 saat ini kian panas. Akibatnya saling tuding dan saling fitnah antar sesama pendukung kedua capres makin menjadi-jadi. Termasuk tudingan berbohong sering dituduhkan lawan politik kepada Jokowi.

“Sebagai petahana, tentu Jokowi menjadi sasaran empuk. Terkait dengan tudingan Jokowi berbohong tentang data, ini merupakan bagian dari strategi lawan politik untuk mendegradasi dan mejatuhkan citra petahana,” kata Ujang.

Ujang sependapat dengan Lodewijk bahwa kesalah data yang disampaikan Jokowi tidak bisa dimaknai Jokowi berbohong. “Salah data, berbeda dengam bohong,” tegasnya.

Lebih dari itu, ujar menyampaikan bahwa untuk membangun demokrasi yang sehat dan beradab, semua pihak harus menghentikan sikap saling menuding.

“Lebih baik angkat yang baik. Angkat yang positif. Bangun narasi kebajikan. Bicarakan hal-hal positif mengenai para capres dan cawapres. Seperti adu ide dan gagasan. Adu program yang implementatif. Dan adu pikiran yang mencerahkan, mendidik, dan menginspirasi. Menuduh Jokowi bohong merupakan tudingan yang tidak etis,” tutupnya. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini