Beranda Sosok Tinggal di Rumah Reyot, Kisah Ahmad Syafei Warga “Kota Dollar” Cilegon

Tinggal di Rumah Reyot, Kisah Ahmad Syafei Warga “Kota Dollar” Cilegon

Ahmad Syafei tengah menunjukkan kerusakan atap depan rumahnya. (Foto: Maulana/BantenNews.co.id)

CILEGON – Derasnya ari hujan masuk dari salah satu atap rumah Ahmad Syafei, warga Lingkungan Kranggot, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.

Dengan sigap ia bersama sang anak langsung mengambil wajan dan peralatan dapur seadanya untuk menampung bocor air hujan ke dalam rumah.

Kondisi ini semakin menjadi pemandangan biasa yang dialami Ahmad dan keluarga. Terutama sejak setahun terakhir karena ia tak lagi mampu merenovasi rumahnya yang kian lapuk.

Pemerintah setempat menyebutnya rumah tidak layak huni (RTLH). Rumah peninggalan orangtua itu memiliki makna mendalam untuk Ahmad. Meskipun kondisinya sangat memprihatinkan.

Bangunan yang kontras berdiri goyah di tengah kota yang dijuluki Kota Baja dan Kota Dollar, Cilegon. Sebab kerusakan cukup parah hampir terlihat di setiap bagian rumah tersebut.

Bagian atap terlihat lapuk karena bocor di sana-sini. Hal itu terlihat dari banyaknya wajan dan bak di salah satu kamar. Udara lembab, jejak air pada dinding lapuk. Kamar itu dikosongkan dan penghuni rumah terpaksa tidur di ruang tengah.

Kondisi rumah yang menaungi Ahmad bersama anak dan cucunya itu sudah rusak parah sejak sangat lama. Belum ada bantuan apapun dari pemerintah setempat.

Buruh serabutan itu menyebutkan, kondisi bangunan itu telah rapuh dan lapuk. Ia juga telah melaporkan kerusakan itu kepada pihak pemerintah setempat.

“Rusaknya sudah hampir setahun, kurang lebih 8 bulanan, sudah lapor Pak RT, sudah diurus juga berkasnya untuk pengajuan ke Baznas, tapi sampai sekarang belum ada perbaikan,” kata Ahmad kepada BantenNews.co.id, Sabtu (27/4/2024).

Lantaran tak kunjung mendapat bantuan, kata Ahmad, ia juga telah mengajukan ke Pokmas dengan harapan rumahnya dapat segera diperbaiki.

“Katanya nanti dari Pokmas yang ngelola ini, tapi katanya dapatnya tahun 2025 awal Januari. Ya itu mah kejauhan ya,” ujarnya.

Ahmad berharap rumahnya tersebut dapat segera mendapat penanganan dari pihak terkait karena kondisinya selain rusak, juga membahayakan dan membuat tidak nyaman.

“Mau ngebenerin sendiri ngelepasin kayu-kayunya ini tapi saya gak punya uang buat ngupahinnya,” ucapnya.

Sementara itu, Lurah Sukmajaya Irfan Sonhaji mengaku terkait kerusakan rumah salah satu warganya tersebut telah diajukan ke Baznas sejak 25 Juli 2023 lalu. Menurutnya, salah satu kendala rumah Ahmad tak kunjung diperbaiki oleh pihak terkait lantaran minim anggaran.

“Kami sudah mengajukan RTLH ke Baznas. Masih nunggu realisasi dari Baznas. Kita juga sudah koordinasi dengan Dinsos katanya ya daftar tunggu dan gak ada anggarannya,” katanya melalui telepon.

Ia juga membenarkan terkait bantuan perbaikan rumah Ahmad yang telah diajukan kepada Pokmas baru akan terealisasikan pada awal 2025 mendatang.

“Ya karena terdaftarnya 2024 jadi ya masuk daftar tunggu tahun depan, ya Januari 2025 awal,” tutup Irfan. (STT/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini