Beranda Peristiwa Tiga Sirine Tsunami Rusak, BPBD Banten Dorong BMKG Segera Perbaiki

Tiga Sirine Tsunami Rusak, BPBD Banten Dorong BMKG Segera Perbaiki

Kepala Pelaksana  BPBD Provinsi Banten menunjukkan alat peringatan pendeteksi tsunami di Pusdalops BPBD Provinsi Banten, Senin (28/9/2020). (Mir/BantenNews.co.id)

SERANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mengungkapkan setidaknya terdapat tiga sirine tsunami yang dipasang di beberapa titik perairan di Banten saat ini dalam keadaan rusak. BPBD juga mendorong kepada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk segera memperbaiki alat peringatan dini tsunami tersebut.

Seperti diketahui, hasil riset para peneliti Institut Teknologi Bandung ( ITB) yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report pekan lalu mengungkapkan adanya potensi tsunami 20 meter di Selatan Pulau Jawa. Provinsi Banten menjadi salah satu daerah terdampak.

Namun, ironisnya dari delapan alat peringatan dini tsunami atau Early Warning System (EWS) yang tersebar di Banten, tiga di antaranya rusak.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana mengungkapkan, terdapat tiga perangkat EWS di Kecamatan Labuan, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang dan Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang yang mengalami kerusakan.

“Ada tiga EWS bentuknya itu sirine, yang jika terjadi gempa atau tsunami tombol itu dipencet. Tapi, itu tidak berfungsi, rusak saat dicek,” kata Nana saat ditemui di Kantor BPBD Provinsi Banten, Senin (28/9/2020).

Rusaknya tiga sirine milik BMKG tersebut, lanjut Nana, telah dilaporkan untuk segera diperbaiki. “Kita sedang upayakan ke BMKG untuk segera dilakukan perbaikan untuk sirene. Kita akan segara buatkan surat untuk diperbaiki,” katanya.

Menurut Nana, sirine peringatan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat yang berada di wilayah pesisir untuk meminimalisir korban jiwa jika sewaktu-waktu tsunami setinggi 20 meter terjadi.

“Sirine penting untuk memberikan peringatan dini untuk masyarakat agar menjauh dan mencari jalur evakuasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nana juga mengungkapkan, saat ini Banten hanya memiliki satu shelter tsunami yang berada di daerah Labuan, Kabupaten Pandeglang. “Kita punya satu di Labuan, itu shelter jika terjadi bencana dijadikan titik evakuasi,” ungkapnya.

Untuk menambah shelter, pihaknya mendorong agar dunia usaha terkait pariwisata agar bersama-sama membangun shelter di daerah rawan bencana tsunami.

“Kita ketahui di Pandeglang, di Kecamatan Sumur itu kan kantor kecamatan di pinggir pantai, polseknya di pinggir pantai, aktivitas masyarakat di pinggir pantai” ujarnya.

(Mir/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini