Beranda Kesehatan Tidak Makan Nasi Justru Membuat Tubuh Kita Lebih Sehat?

Tidak Makan Nasi Justru Membuat Tubuh Kita Lebih Sehat?

Ilustrasi - foto istimewa Tabloid Nova Online

Nasi sudah menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan bagi kita. Bagi sebagian orang Indonesia belum lengkap rasanya jika sehari tak makan nasi.

“Belum makan namanya kalau belum makan nasi”, ucap Deodatus seorang karyawan asal Bekasi. Senada dengan Deo, Kelana, seorang mahasiswa perguruan tinggi di Jakarta juga mengatakan bahwa tidak akan kenyang kalau belum makan nasi.

Deodatus dan Kelana sebenarnya hanya dua di antara sekian banyak orang yang menganggap nasi adalah bahan pokok ketika makan. Pertanyaan yang kemudian mengemuka adalah, apakah yang akan terjadi bagi tubuh jika selalu melibatkan nasi setiap kali makan? Atau, apakah yang akan terjadi jika kita tidak mengonsumsi nasi sama sekali?

Pada faktanya, Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat penting bagi tubuh. Tubuh kita memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi yang menopang setiap aktivitas kita. Dengan karbohidrat, tubuh akan terbantu dalam pembakaran kalori menjadi energi.

Meski demikian, banyak orang juga menganggap nasi sebagai musuh mereka. Terutama bagi orang-orang yang sedang melakukan program penurunan berat badan. Mereka mengatakan bahwa kandungan glukosa dalam nasi akan meningkatkan berat badan mereka.

Jika kita dengan sengaja tidak mengonsumsi nasi atau karbohidrat lain, tubuh tidak akan mendapat energi untuk beraktivitas secara optimal. Bahkan, tubuh akan mengalami penurunan metabolisme dan kehilangan massa otot. Itulah mengapa nasi bisa menjadi salah satu sumber energi.

Walaupun menjadi sumber energi, bukan berarti kita juga harus selalu menyertakan nasi setiap kali makan. Tidak mengonsumsi nasi sama sekali juga tidak akan membawa masalah, asalkan kita juga mengonsumsi makanan lain yang mengandung karbohidrat. Dengan demikian, jumlah karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh dapat tercukupi.

Pada umumnya, orang dewasa yang sehar dianjurkan untuk menerima asupan karbohidrat sebanyak 300-400 gram/hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi tidak hanya dari nasi. Kentang, roti, bihun, ubi, dan berbagai makanan lain dapat menggantikan peran.

Kekurangan karbohidrat juga memaksa tubuh untuk mengambil protein dan lemak sebagai sumber energi. Walaupun lemak dapat “dibakar”, namun proses ini dapat menyebabkan liver memproduksi ketone dan mengalami penumpukan di dalam darah. Pusing, lemas, mual, dan dehidrasi pun tidak terhindarkan.

Tidak hanya itu, kekurangan karbohidrat juga membuat tubuh kekurangan nutrisi penting lain. Hal ini juga mengakibatkan beberapa efek samping, yakni rasa lelah berlebihan, sakit kepala, bau mulut, gangguan pencernaan (sembelit dan diare), kekurangan serat, vitamin, mineral, dan meningkatkan risiko penyakit kronis.

Dengan mempertimbangkan risiko-risiko tersebut, maka, ketika kita berencana untuk mengurangi asupan karbohidrat maka kita juga harus memperhatikan asupan protein, serat, dan gizi sebagai penyeimbang. (Red)

Sumber : Tabloid Nova Online

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini