Beranda Kesehatan Ternyata Waktu Olahraga Bisa Pengaruhi Pola Tidur

Ternyata Waktu Olahraga Bisa Pengaruhi Pola Tidur

Ilustrasi - foto istimewa IDN Times

Sebuah hasil studi membuktikan adanya kaitan nyata antara dua hal itu, demikian diberitakan Runner’s World.

Para peneliti di Arizona State University merekrut sekitar 100 orang.

Mereka dikumpulkan untuk mengetahui apakah berolahraga pada waktu yang berbeda memengaruhi ritme sirkadian.

Ritme sirkadian adalah siklus tidur-bangun tubuh. Ritme yang baik akan memberi manfaat pada hari berikutnya.

Responden yang dipilih adalah laki-laki dan perempuan berusia 18-75 tahun, serta dianggap sehat.

Hasilnya, peneliti menemukan, olahraga pada pukul 7.00 atau antara 13.00-16.00, membuat ritme sirkadian responden maju.

Sehingga, mereka yang mengalami kondisi itu dapat memulai kegiatan lebih awal pada hari berikutnya.

Artinya, mereka merasa lebih segar dan siap untuk berolahraga lebih cepat setelah bangun tidur.

Sebaliknya, berolahraga di malam hari antara jam 19.00-22.00 justru menunda jam tubuh.

Artinya, mereka memiliki waktu yang lebih sulit untuk mencapai “mode” performa puncak, hingga keesokan hari.

Oleh karena itu, mereka yang berolahraga malam merasa tidurnya kurang nyenyak saat bangun pagi, dan baru pada sore atau malam hari mereka merasa memiliki energi lebih.

Menurut co-writer studi Shawn Youngstedt, temuan ini mungkin sangat penting bagi mereka yang memiliki gangguan pada ritme sirkadian.

Bahkan, temuan ini berguna bagi mereka yang “social jet lag”, orang yang tidur terlalu larut di akhir pekan, karena aktivitas di malam sebelumnya.

Kalau kamu termasuk orang yang menyukai tidur akhir pekan, tetapi memiliki masalah untuk bangun pagi di hari berikutnya, maka bisa menggunakan pola ini.

Kamu bisa memilih olahraga antara pukul 13.00-16.00 demi mengatur ritme sirkadian lebih awal pada hari berikutnya.

Kendati demikian, meskipun slot waktu pagi atau sore itu bisa membantu ritme sirkadian normal, olahraga malam juga bisa berguna bagi mereka yang mencoba menyesuaikan diri dengan pekerjaan malam hari.

Youngstedt mencontohkan, seorang perawat yang mulai bekerja saat shift malam mungkin ingin beralih ke olahraga saat malam hari untuk mengatur ulang jam tubuh karena jam kerja yang berbeda.

Namun, Youngstetd mengaku tidak mengetahui pasti alasan di balik efek olahraga pada ritme sirkadian.

Namun, katanya, ada dua senyawa dalam tubuh—hormon serotonin dan neurotransmitter dan neuropeptida Y—yang mungkin berperan.

Berolahraga cenderung mengatur pelepasan hormon tersebut, sehingga membantu ritme sirkadian berfungsi dengan baik. (Red)

Sumber : kompas.com

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini