Beranda Pendidikan Terdampak Covid-19, Ekonomi Guru Honorer di Kabupaten Tangerang Makin Memprihatinkan

Terdampak Covid-19, Ekonomi Guru Honorer di Kabupaten Tangerang Makin Memprihatinkan

Ilustrasi pegawai honorer - foto istimewa kendaripos.com

KAB. TANGERANG – Kesejahteraan guru honorer di Kabupaten Tangerang samakin memprihatinkan karena ikut merasakan dampak Covid-19.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tangerang, Bibing Sudirman menyebut sebanyak 14 ribu guru honorer swasta dan negeri di Kabupaten Tengerang harus bekerja lebih ekstra untuk memenuhi kebutuhan perekonomiannya.

Menurut Bibing, para guru kalangan sekolah swasta sedang menyusaikan keadaan pandemi Covid-19, dimana mereka kebanyakan membuka ruang kelas daring.

“Jumlah guru honorer di PGRI Kabupaten Tangerang ada 14 ribu orang, baik sekolah swasta maupun negeri. Nah, kalau swasta itu kondisinya yang dimana keuangan mereka berasal dari orangtua murid. Karena kondisi itu, guru honorer menyiasati dengan membuka ruang kelas daring,” ujar Bibing saat dihubungi via telpon seluler, Kamis (26/11/2020)

Namun, menurut Bibing, guru honorer dalam membuka kelas daring juga cukup berat. Mereka harus memiliki modal sendiri guna melakukan proses belajar mengajar.

Mulai dari membeli gadget, kuota internet dan lain sebagainya. Hal ini kemudian Hari Guru Nasional wajib jadi momentum meningkatkan kesejahteraan guru honorer.

“Dengan keterbatasan itu guru honorer masih bisa menjawab tantangan di situasi pandemi. Tapi, yang jelas hari guru nasional dalam situasi Covid-19 yang memperihatinkan,” sebutnya.

Sementara, Bibing mengatakan jika guru honorer di sekolah negeri tidak begitu tertekan karena masih mendapatkan honor meski masih dibawah upah minimum.

“Sekolah negeri ada BOP (Bantuan Operasional Pendidikan), yang merupakan bantuan dari pemerintah. Itu ada upahnya untuk guru honorer tapi belum mendekati upah minimum,” tandasnya.

“Tapi persoalannya, 60 persen sekolah negeri itu dihuni guru pegawai negeri sipil. Selebihnya adalah guru honorer. Karena itu kesejahteraan jadi dorongan dan aspirasi kami ke pemerintah,” lanjutnya.

Dalam kondisi yang telah diungkapkan Bibing, pihaknya sudah melakukan audiensi ke Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam membahas persoalan kesejahteraan guru honorer. Hasilnya, pemerintah akan mengupayakan soal bagaimana menanggulangi persoalan kesejahteraan guru honorer.

Dampak Baik Guru

Dibalik persoalan kesejahteraan guru honorer di situasi pandemi Covid-19, Bibing mengaku, saat ini para guru menjadi lebih “melek” teknologi.

Metode pembelajaran daring kepada murid selama pandemi Covid-19, dia berujar, hal itu yang jadi membuat guru dituntut menguasai teknologi.

“Sebelumnya media pembelajaran daring itu tidak dilakukan. Tapi sekarang itu sudah menjadi kebutuhan dalam situasi saat pandemi ini. Tidak bisa lagi guru menghindar dari itu,” tuturnya.

Belajar tatap muka

Bibing tak menampik, para guru saat ini sudah dalam kondisi yang diambang kejenuhan terkait proses belajar mengajar daring di situasi pandemi Covid-19.

Karena itu, menurutnya, belajar tatap muka yang diwacanakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Januari 2021, sangat dinantikan.

“Para guru sudah dalam kondisi kejenuhan yang diambang batas. Selain itu, orang tua juga sudah mulai kewalahan kan tentu mendidik anaknya dirumah. Jadi prinsipnya mengharap tatap muka bisa segera mungkin,” paparnya.

Kendati demikian, Bibing menyadari, keselamatan guru termasuk anak memang harus menjadi prioritas dalam situasi saat ini.

“Tapi di sisi lain keselamatan semuanya harus jadi prioritas. Saya berharap situasi ini segera berakhir,” tutupnya

(Ren/Red/SG)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disiniĀ