LEBAK – Anggota DPR RI Komisi X dari Partai Golongan Karya (Golkar), Adde Rosi Khoerunnisa, angkat bicara terkait maraknya tawuran pelajar di Kabupaten Lebak, Banten. Menurutnya, tawuran yang melibatkan pelajar ini merupakan bentuk penyaluran bakat yang salah tempat.

“Tawuran ini adalah bagian dari proses anak-anak yang mungkin ingin menyalurkan bakat dan aktivitasnya, tetapi tidak ada tempat atau ruang untuk menyalurkannya,” ujar Adde saat diwawancara setelah kegiatan sosialisasi Program Indonesia Pintar (PIP) di SDN 2 Kaduagung Barat, Cibadak, Selasa (12/8/2025).

Ia juga menekankan pentingnya pengawasan dari pihak sekolah terhadap siswa. “Jika kejadian tawuran sudah terjadi, pihak kepolisian harus turun tangan,” tambahnya.

Sebagai upaya pencegahan, Adde Rosi Khoerunnisa menyatakan bahwa Komisi X berencana menjalin kerja sama dengan Kementerian Kebudayaan untuk pembinaan sanggar-sanggar budaya. Kabupaten Lebak, yang kaya akan sanggar budaya, paguron, dan padepokan, memiliki potensi besar untuk menyediakan ruang bagi anak-anak agar dapat menyalurkan bakat mereka secara positif.

“Ruang untuk berkreasi sangat penting. Di Lebak, kita sudah memiliki tempat-tempat seperti Multatuli yang dapat dimanfaatkan lebih maksimal untuk hal ini,” ucapnya.

Adde juga berharap agar pihak sekolah dan orang tua bisa lebih aktif mengawasi anak-anak mereka, terutama terkait informasi tawuran pelajar. “Saya berharap agar para pelajar menghindari tawuran, karena selain merugikan diri sendiri, itu juga merugikan orang lain,” tegasnya.

Penulis: Sandi Sudrajat
Editor: Usman Temposo