CILEGON – Target sektor pendapatan asli daerah (PAD) Kota Cilegon tahun 2019 mengalami penurunan bila dibanding pada 2018 lalu. Dimana pada Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) 2019, PAD Kota Baja hanya ditaget sebesar Rp696 miliar lebih. Sedangkan pada 2018 lalu sebesar Rp714 miliar lebih atau mengalami penurunan sekitar Rp18 miliar atau menurun 2,6 persen dari tahun sebelumnya.
Penurunan ini dipengaruhi banyak faktor di antaranya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), salah satunya Pelabuhan Warnasari. Selain itu juga dipengaruhi menurunya target pajak daerah sebesar 4,7 persen, retribusi daerah sebesar 73,4 persen, dan pengelolaan hasil kekayaan daerah sebesar 74 persen dan pendapatan lain-lain yang sah sebesar 1,36 persen.
Dimana pada 2019, target pajak daerah sebesar Rp527 miliar sementara di APBD Perubahaan 2018 sebesar Rp542,6 miliar.
Plt Walikota Cilegon Edi Ariadi menyatakan bahwa bila dibandingkan dengan PAD 2018 reguler, PAD 2019 terbilang lebih besar.
“Jangan dibandingkannya dengan perubahan 2018. Kalau dibandingkan reguler 2018, malah lebih gedean 2019, kalau dibandingkan perubahan 2018 ya kurang,” kata Edi, Senin (22/10/2018) kemarin.
Dikatakan Edi, berkurangnya pendapatan daerah itu karena ada beberapa target pendapatan yang tak tercapai.
“BPHTB tahun ini saja tidak tercapai, kalau digedein lagi, khawatir tak tercapai, BPHTB Warnasari salah satunya. Juga penurunan pada pajak daerah, seperti restoran dan lain-lain,” terangnya.
Untuk menggenjot supaya PAD Cilegon naik, Edi menyatakan bahwa akan membuat terobosan. Salah satunya yakni memperbanyak tapping box. Dari target 100 tapping box, saat ini hanya sekitar 56 yang tersedia.
“Harusnya warteg juga kena pajak ya. Jadi wartawan makan di warteg kena pajak,” kelakar Edi. (Man/Red)
Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini
