Beranda Pemerintahan Tanggap Darurat Tsunami Selat Sunda Berakhir, Gubernur Banten Turun Tangan

Tanggap Darurat Tsunami Selat Sunda Berakhir, Gubernur Banten Turun Tangan

Gubernur Banten Wahidin Halim meninjau lokasi bencana tsunami Selat Sunda di Pandeglang - foto istimewa Warta Kota

SERANG – Gubernur Banten Wahidin Halim melakukan kroscek langsung guna memastikan seluruh korban bencana tsunami telah mendapat perawatan maksimal. Itu dilakukan karena saat ini tanggap darurat bencana tsunami Selat Sunda di Banten sudah dihentikan.

Pemprov Banten juga telah menyelesaikan pembayaran secara penuh di beberapa rumah untuk para korban yang telah ditangani di hampir 16 rumah sakit swasta dan negeri. Sebagian besar para korban yang dirawat kebanyakan telah kembali ke rumahnya masing masing.

“Dan jika masih ada yang dirawat dan memerlukan penanganan setelah masa tanggap darurat dicabut bisa diteruskan di RSUD Banten dan tetap gratis,” ujar Wahidin, Minggu (13/1/2019).

Menurut Wahidin Halim, data terakhir yang diterimanya, para korban sudah tertangani dengan telah kembali ke rumah sebanyak 463 orang. Pemprov pasca tanggap bencana akan memperbaiki rumah penduduk yang terkena bencana tsunami baik yang rusak total maupun yang rusak berat.

“Ada sebanyak 717 unit, pembangunannya akan menggunakan dana APBD Pemprov serta dana rekontruksi dari Kementerian PUPR. Begitu pula untuk perbaikan rumah sedang dan ringan,” ucapnya dikutip dari Warta Kota.

“Kalau untuk hunian sementara (Huntara) yang tersebar di berbagai wilayah sudah dan sedang dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten,” sambung Wahidin.

Gubernur juga menjelaskan, bahwa bantuan kebutuhan bagi korban tsunami tetap akan disalurkan. Dan seluruh Posko Bantuan telah ditutup bersamaan akhir masa darurat bencana.

“Bantuan yang bersumber dari dana urunan donasi dan paket dari masyarakat di akhir masa tanggap tanggal 10 Januari 2019 telah ditutup. Dan akan dilaporkan setelah hasil audit bantuannya selesai dan akan diumumkan kepada publik secara terbuka,” kata pria yang akrab disapa WH ini.

Bencana tsunami Selat Sunda juga sudah memporak-porandakan berbagai bangunan-bangunan fasilitas umum dan sosial. Hal itu juga tidak luput dari perhatian Gubernur Banten dan untuk prioritas utama adalah perbaikan sekolah. Baik bangunan SD, SMP maupun SMA.

Meski demikian, Pemprov akan memberikan bantuan juga untuk membangun atau memperbaiki bangunan sekolah SD atau SMP yang rusak. Terutama untuk bantuan seragam dan fasilitas penunjang pendidikan lainnya karena dari data yang ada hampir sekitar 8.000 anak SD dan 450 siswa SMP, yang membutuhkan seragam dan perlengkapan sekolah. “Yang siswa SMP laki laki bikinkan celana panjang, perempuan roknya panjang juga,” tutur Gubernur.

Menurut Gubernur Banten, hal-hal yang prioritas yang telah dilaksanakan Pemprov Banten, selama masa tanggap bencana akan tetap diikuti hal lainnya. Seperti rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur jalan menuju ke Anyer, Carita hingga Ujung Kulon yang selama ini memang sudah menjadi program pembangunan infrastruktur Pemprov Banten.

Sambil semuanya berjalan, Tim Pemprov Banten yang lainnya tetap mengerjakan hal yang bersifat pendukung. Seperti pengetahuan akan tsunami, memberikan trauma healing bagi para korban bencana, mengembalikan perekonomian masyarakat hingga memulihkan kembali pariwisata. (Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News