Beranda Pendidikan Takut Keracunan, Pelajar Kabupaten Tangerang Pikir Ulang Konsumsi MBG

Takut Keracunan, Pelajar Kabupaten Tangerang Pikir Ulang Konsumsi MBG

Ilustrasi Makan Bergizi Gratis. (Net)

KAB. TANGERANG – Insiden keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah berdampak luas terhadap pelajar di Kabupaten Tangerang. Hal itu membuat mereka berpikir ulang untuk mengonsumsi makanan dari program Presiden RI Prabowio Subianto tersebut.

Seperti diungkapkan dua siswa salah satu sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri di Kabupaten Tangerang bernama Fikri dan Mahesa. Menurut Fikri, sekolahnya hampir setahun menjadi penerima MBG.

Ia mengaku, menu yang diterimanya kerap berubah-ubah dan tak selalu mengonsumsinya. Ia beralasan rasanya hambar dan kadang pula khawatir dari salah satu menunya sudah basi.

“Kadang makan kadang nggak. Sayurnya takut basi doang, makanya jarang dimakan, takut kaya yang di TV itu (keracunan-red),” ujar Fikri, Kamis (25/9/2025).

Sebelum konsumsi, ia terbiasa mengecek dulu menu yang diterima untuk memastikan makanan itu layak dia konsumsi. Pasalnya ia sempat menerima MBG tiga kali yang sudah basi.

Kata dia, makanan tersebut tiba ke sekolah kadang sekitar pukul 09.00 WIB dan juga pukul 11.00 WIB. Menu yang paling banyak mereka terima ayam dan sayur-sayuran.

“Kalau dimakannya kadang istirahat pertama,” imbuh siswa yang duduk di bangku kelas IX itu.

Hal yang sama diungkapkan Mahesa. Dari MGB yang diterimanya, ia lebih banyak tak mengonsumsi karena rasanya hambar.

“Menurut saya makanan MBG itu rasanya hambar. Tapi ada beberapa MBG rasa enak yang saya makan,” ungkapnya.

Selain rasa, Mahesa nampak paham proses penyajian menu MBG yang disiapkan tiap hari. Menurut dia, makanan yang dikirim ke sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan gizi anak itu dimasak oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.

Namun enam jam kemudian makanan tersebut baru dimakan oleh para siswa, sehingga kualitasnyapun menurun.

Baca Juga :  Tinjau Uji Coba MBG di SMKN 1 Anyer, Gubernur: Biasakan Makan Bergizi

“MBG itu dimasak malam, terus enam jam baru itu kan sudah dingin, udah kurang enak. Makanya sayurnya kadang sudah bau, makanya banyak saya gak makan,” terangnya.

Terkait kualitas makanan, menurut dia, siswa tak bisa protes ke pihak sekolah jika MBG yang mereka terima dianggap tidak layak konsumsi. Sebab sekolah tidak punya kendali langsung terkait program tersebut melainkan ada di pihak SPPG.

Kendati kerap merasa khawatir tiap kali mengonsumsi MBG setelah adanya insiden keracunan di berbagai daerah di Indonesia. Baik Fikri maupun Mahesa menyatakan, program tersebut cukup bagus dijalankan.

Namun ia berharap pemerintah mengevaluasi SPPG yang asal-asalan menyiapkan menu MBG.

“Harus cari vendor-vendor yang siap. Jangan cari vendor yang gak jelas, jangan cari cuan doang, apalagi ini disalurkan ke anak-anak bisa bahaya,”tegasnya.

Merespon keluhan para penerima MBG, Koordinator SPPG Kabupaten Tangerang ,Priyo menyatakan jika ada menu yang kurang, para penerima diminta untuk tidak mengonsumsinya dan segera melapor ke pihak dapur.

“Antisipasinya simpel aja. bilamana ada menu yang kurang dari dapur jangan dikonsumsi dan infokan langsung ke dapur,” kata dia.

Priyo mengatakan, setiap hari ahli gizi mereka menyimpan sampel menu MBG. Nantinya sampel itu akan diuji bila ada insiden keracunan.

“Bilamana ada kasus keracunan bisa dicek dari sampel itu,” tandasnya.

Penulis : Saepulloh
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd