CILEGON – Tugu landmark yang menjadi kebanggaan masyarakat Kota Cilegon pada beberapa bulan terakhir sudah kurang menarik perhatian lagi seperti awal mula tugu setinggi 25 meter itu didirikan pada tahun 2015 silam. Gangguan soal kelistrikan telah mengakibatkan tak lagi terlihat nyala kerlap kerlip lampu hias yang menyorot ke atas ikon Kota Cilegon itu.
Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Kota Cilegon mengaku sudah berupaya maksimal utuk mengatasi persoalan komponen listrik itu dengan melibatkan langsung tim ahli dari Philips sebagai pihak ketiga.
“Kerusakan dan masalahnya itu di enabler, bukan kabel dan lampunya. Kalau lampunya baik-baik saja. Jadi teknisnya dari lampu, enabler baru setrum. Enabler yang mengatur lampu itu menjadi berganti-ganti warna,” ungkap Kepala Bidang Sarana dan Arsitektur Kota pada Disperkim Kota Cilegon, Edi Hendarto, Jumat (5/10/2018) petang.
Edi meyakini, untuk mengatasi persoalan itu masih dapat ditangani melalui biaya untuk seluruh pemeliharaan landmark yang dianggarkan Rp100 juta setiap tahunnya.
Dikatakan, belum adanya kejelasan waktu kapan enabler yang dibutuhkan dapat disediakan, memaksa pihaknya pun belum dapat memastikan kapan pemandangan warna-warni lampu sorot ke landmark pada malam hari akan kembali terlihat.
“Kita belum tahu harus menunggu berapa lama, karena kalau harga enablernya cuma sekitar Rp6 juta. Cuma indennya dari Philips yang lama,” terangnya.
Seraya menunggu kesiapan komponen yang dimaksud, saat ini hanya terlihat penerangan beberapa lampu bohlam di bagian dalam landmark yang menyala pada malam hari. (dev/red)