SERANG – Gubernur Banten, Andra Soni angkat bicara terkait hasil survei Indikator Politik Indonesia, khususnya mengenai kepuasan kinerja 100 hari kepala deaerah se-Pulau Jawa. Dalam hasil survei itu disebutkan dari enam kepala daerah di Pulau Jawa, Gubernur Banten menduduki peringkat terakhir.
Terkait hal tersebut, Andra mengaku menghormati hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia. Ia menilai, hasil itu merupakan produk penelitian ilmiah.
“Pertama itu (merupakan) metodologi penelitian ilmiah. Bagu saya itu produk ilmiah, sehingga nanti akan kita jadikan alat untuk melakukan evaluasi,” kata Andra, Senin (2/6/2025).
Namun, lanjut Andra, tujuan pemerintahan adalah bagaimana membuat pelayanan masyarakat berjalan dengan baik.
“Apa yang kita lakukan saat ini, secara substansi bagaimana masyarakat mendapatkan manfaat prima dari pelayanan,” ucapnya.
Andra mengaku, salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten adalah mempercepat operasional dua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuan dan Cilograng.
“Kita juga melakukan efisiensi (anggaran). Dan kita manfaatkan untuk membangun Banten, contohnya membangun jalan desa. Dan dalam 100 hari ini kita belum bisa lakukan, karena harus menempuh tahapan-tahapan, salah satunya penganggaran. Tapi dari sisi kebijakan kita sudah lakukan,” ungkap Andra.
“Ada juga sekolah gratis, ini belum bisa dijalankan, karena menunggu tahun ajaran baru. Dan itu catatan saya,” sambung Andra.
Andra juga menilai, survei yang dilakukan Indikator dengan membandingkan kinerja kepala daerah se-Pulau Jawa kurang elok.
“Rasanya tidak elok juga kepala daerah dibanding-bandingkan. Pak Hemengkubuwono itu kan dipilih oleh Undang-undang, dan memang rakyat Jogja mencintai beliau. Kalau lima kepala daerah lainnya memang dipilih rakyat, tapi setiap daerah punya permasalahan yang berbeda,” jelasnya.
Mantan Ketua DPRD Banten itu juga menilai, jika capaian pembangunan terlalu cepat dinilai dalam 100 hari kerja.
“Dan 100 hari kerja kami itu kemarin, Minggu (1/6/2025). Tapi kita terus push optimisme masyarakat,” ujarnya.
Seperti diberitakan, Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei evaluasi publik atas kinerja 100 hari Gubernur dan Wakil Gubernur di enam wilayah se Pulau Jawa. Keenam wilayah itu meliputi Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Salah satu barometer survei mengenai persepsi publik terhadap kondisi ekonomi yang dirasakan masyarakat. Hasilnya warga Banten menilai kondisi ekonomi di Banten sedang tidak baik-baik saja alias buruk.
Dari hasil survei yang berlangsung pada 12-19 Mei 2025 itu menempatkan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten di posisi paling buncit di antara lima kepala daerah yang lain. Hal itu berbeda dengan tingkat kepuasan publik terhadap Gubernur di daerah lainnya.
Survei ini melibatkan 500 responden untuk Jakarta dengar margin of error 4,5 persen. Sedangkan untuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur masing-masing 600 responden dengan margin of error 4,1 persen.
Provinsi Banten dan Daerah Istimewa Yogyakarta melibatkan 400 responden dengan margin of error 4,9 persen.
Dalam pemaparannya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Idonesia, Burhanudin Muhtadi meneyebutkan banyak warga Banten mengatakan kondisi ekonomi di 100 hari pemerintahan Andra Soni dan Achmad Dimyati Natakusumah masih buruk.
“Meskipun mayoritas banyak yang mengatakan kondisi ekonomi sedang, tetapi kalau kita isolasi yang mengatakan baik dikurangi yang mengatakan buruk, lebih banyak yang mengatakan kondisi ekonomi sekarang (sedang) buruk,” ujar Burhanudin dalam pemaparannya.
Dari hasil survei warga Banten yang menyatakan kondisi ekonomi di Banten baik 22 persen dan sangat baik sebanyak 4 persen total 26 persen.
Sedangkan warga Banten yang menyatakan kondisi ekonomi di Banten buruk 30 persen dan sangat buruk 3 persen total 33 persen. Tidak menjawaab atau tidak tahu sebanyak 2 persen.
Penulis : Tb Moch. Ibnu Rushd
Editor: Gilang Fattah