Beranda Peristiwa Simulasi Penanggulangan Bencana Koarmada I, Banten Diterjang Gempa dan Tsunami Dahsyat

Simulasi Penanggulangan Bencana Koarmada I, Banten Diterjang Gempa dan Tsunami Dahsyat

Suasana Simulasi Penaggulangan Bencana Kaormada I di Kota Cilegon, Petugas melakukan evakuasi korban bencana alam. (Fotografer Usman Temposo/BantenNews.co.id)

CILEGON – Koarmada I Angkatan Laut mengadakan Latihan Penanggulangan Bencana Alam Tahun 2018 di Pelabuhan Indah Kiat Merak, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Jumat (23/11/2018). Latihan ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.

Dalam simulasi itu juga melibatkan berbagai pihak diantara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilegon, Badan Sar Nasional (Basarnas), Lanal Banten, Ditpolair Banten dan berbagai pihak lainnya.

Simulai yang digelar sekitar pukul 08.30 WIB itu menampilkan simulasi dimana wilayah Banten diguncang gempa 7,8 skala rickter. Sehingga menimbulkan tsunamai besar.

Akibat gempa dan tsunami banyak korban berjatuhan, baik luka maupun meninggalkan dunia. Tidak lama setelah bencana, petugas Koarmada I dan pihak terkait lainnya langsung menerjunkan personel dan armada untuk melakukan evakuasi korban dari semua lini baik darat, udara dan laut.

Dengan sigap petugas melakukan evakuasi terhadap korban meninggal dunia maupun luka dan langsung melarikan ke rumah sakit. Evakuasi menggunakan berbagai aramada seperti ambulance, kapal dan helikopter.

Panglima Komando Armada (Koarmada) I Laksamana Muda TNI Yudho Margono mengatakan simulasi penaggulangan bencana itu menampilkan bagaimana petugas berjibaku melakukan penaggulangan bencana seperti evakuasi korban dan lain sebagainya. Semua personel dituntut sigap dalam medan yang sulit.

“Setidaknya masyarakat yang hadir dapat melihat inilah demo atau simulasi penanggulangan bencana. Ya minimal dalam kegiatan ini dapat memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penaggulangan bencan, kita kerahkan semua komponen baik darat, laut maupun udara,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.

Dia menyatakan bahwa pihaknya dalam simulasi tersebut tidak bisa menampilkan gambar sesungguhnya seperti yang terjadi di Palu, Sulawesi Selatan. Sebab, medannya begitu sulit.

“Kita tidak bisa menampilkan seperti sesungguhnya seperti kejadian di Palu atau Lombok, karena memang kondisinya sangat sulit. Minimal dalam kegiatan ini masyarakat bisa melihat seperti inilah tanggap darurat penaggulangan bencana,” terangnya.

“Dalam simulasi penaggulangan bencana mungkin kalau menontonnya sangat mudah dilaksanakan, namun kenyataanya seperti yang terjadi di Aceh, Lombok dan Palu belum lama ini, kita melihat di youtube dan sebagainya adalah peristiwa yang luar biasa, dalam tahap awal tidak ada satu pun yang membantu korban, pada tahap awal pasti semuanya menyelamatkan diri dulu, baru kemudian pasca bencana melakukan evakuasi terhadap korban luka, maupun meninggalkan dunia. Berikutnya baru kemudisn tahap pemulihan, bantuan-bantuan baru datang,” paparnya melanjutkan.

Dikatakan bahwa, dalam suatu bencana medan area tidak bisa diprediksi. Sehinga membuat sulit dalam melakukan evakuasi.

“Kita tidak tahu apakah dalam suatu bencana akses jalan putus, jembatan putus dan lain sebagainya. Seperti di Palu semua akses lumpuh, baru hari ketiga petugas bisa masuk. Soalnya bandara, dermaga dan jembatan rusak, di Palu itu hanya ada satu dermaga yang bisa digunakan. Medannya lebih mudah di Lombok daripada Palu, di Palu bencana genpa dan tsunami begitu dahsyat dan banyak korban,” katanya.

Dia menambahkan bahwa dalam penanggulangan bencana tidak bisa hanya mengandalkan satu komponen semata. Melainkan semua komponen bangsa harus terlibat.

“”Dalam penggulangan bencana seluruh komponen bangsa harus bersama-sama baik pemerintah maupun swasta melakukan penanggulangan bencana untuk memberikan bantuan-bantuan.
Sehingga dengan bantuan tersebut bisa membantu pemerintah daerah untuk melakukan pemulihan daerahnya, karena saat terjadi bencana semuanya lumpuh. Kita harus sama-sama membantu supaya ekonomi masyarakat bisa hidup kembali,” imbuhnya. (Man/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News

Dukung BantenNews.co.id untuk terus menyajikan jurnalistik yang independen. Klik disini